JAKARTA-LintasGAYO.co : Indonesia kini membutuhkan banyak relawan kesehatan, seiring terus bertambahnya pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Dengan beroperasinya Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, dibutuhkan banyak relawan kesehatan untuk menangani pasien Covid-19.
Kemenkes, beberapa waktu lalu telah membuka pendaftaran bagi relawan yang ingin menyumbangsihkan tenaganya di RS Darurat ini.
Menyikapi itu, tak pikir panjang, salah seorang putra Gayo, asal Kabupaten Bener Meriah, terpanggil hatinya menjadi relawan itu.
Adalah, Harmizan Hamid, Amd. Kep, tergerak hatinya menjadi relawan kesehatan lewat program Indonesia Memanggil.
Ia tergabung dengan 72 relawan lainnya pada tahap kelima pemanggilan relawan Satuan Tugas Covid-19 di seluruh Indonesia.
Harmizan, sebelumnya aktif sebagai perawat bedah anastesi di RSUD Muyang Kute. Panggilan hati untuk menjadi relawan, meski memiliki resiko tinggi, ditengah penyebaran Coronavirus yang tak dapat diprediksi dan bisa menyerang siapa saja.
Terlebih, DKI Jakarta yang menjadi pusat eficentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia, dan dengan jumlah terinfeksi terbanyak di negara yang kita cintai ini.
Kepada LintasGAYO.co, Rabu 22 April 2020, Harmizan mengatakan saat ini dirinya telah berada di RS Darurat Wisma Atlet Kebayoran, Jakarta.
“Sudah bang. Ini panggilan kemanusiaan. Walau saya harus meninggalkan anak dan istri di Bener Meriah,” kata Harmizan saat ditanyai LintasGAYO.co.
Ia meminta do’a dari seluruh pihak, agar dirinya menjalankan tugas ini dengan baik dan dalam keadaan sehat serta selalu dalam lindungan Allah SWT.
“Do’akan kami disini agar selalu sehat. Dan pandemi ini segera berakhir,” ujarnya.
Melihat kondisi di wisma atlet dan banyaknya orang terinfeksi Covid 19, Harmizan mengharapkan semua warga Aceh tak terkecuali urang Gayo mematuhi imbauan pemerintah.
“Jika kita berada disini, suasananya cukup membuat kita takut. Oleh sebab itu, Aceh harus waspada, Aceh Tengah dan Bener Meriah juga harus ektra hati-hati. Penyebaran virus ini tidak dapat ditebak,” tegasnya.
“Jika ada orang atau sanak saudara yang datang dari daerah terjangkit, saya harap dipantau ketat. Isolasi 14 hari menjadi penting. Waspada urang ku, gere ara si kebel orom virus ini,” katanya berbahasa Gayo.
Ia juga meminta, setiap pendatang untuk taat mematuhi isolasi 14 hari. Jika ada gejala, laporkan dengan segera. Jangan sampai virusnya menyebar kemana-mana dulu, baru dilaporkan.
“Tingkat kesadaran menjadi sangat penting, memutus mata rantai penyebarannya,” terang Harmizan.
Kepada tenaga medis lainnya, Harmizah terus memberi semangat. Ia berharap, jangan ada yang memarjinalkan tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
“Tugas ini cukup berat, masyarakat harus sadar kami sangat beresiko. Minimal dukung kami, jangan marjinalkan kami, karena itu akan berdampak pada psikis kami,” katanya.
[Darmawan Masri]