Oleh : Putri Hastuti S,Gz*
Wabah virus corona yang sekarang menyerang seluruh penjuru dunia membuat semua orang harus tetap waspada dan menjaga diri agar terhindar dari virus ini.
Setiap harinya pasien positif terus bertambah hingga saat ini di Indonesia sendiri sudah menyentuh angka 4000 lebih pasien positif corona.
Angka ini pun di prediksi akan terus meningkat sampai waktu yang tidak bisa di tentukan. Pemerintah pun memperpanjang masa darurat bencana akibat virus corona sampai 29 Mei 2020.
Semua kegiatan belajar dan mengajar di liburkan, para siswa belajar dari dari rumah. Demikian juga pekerja kantoran di liburan dan bekerja dari rumah.
Beberapa kebijakan lain juga di keluarkan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona ini. Seperti himbauan kepada masyarakat untuk tidak mudik pada saat pandemi ini.
Para perantau diharapkan bisa menahan diri untuk tidak mudik terlebih dulu, terlebih dari daerah-daerah zona merah. Melarang orang mudik ke kampung halaman memang bukan suatu hal yang mudah, nyatanya banyak pemudik yang mencuri start dengan mudik lebih awal.
Sebelum merencanakan mudik ada baiknya sejenak merenungkan dampak yang mungkin saja bisa terjadi. Niat hati ingin berlindung dan mencari keamanan di kampung halaman tetapi malah menjadi carrier (pembawa) wabah virus corana itu ke kampung halaman, dan bisa membahayakan keluarga, tetangga dan orang-orang di sekitaran kita.
Berbagai kasus positif corona di Indonesia berasal dari mereka yang datang atau setelah berkunjung dari tempat yang terpapar virus corona. Contohnya seorang pasien positif corona di Aceh terindikasi virus corona sepulang bulan madu dari Malaysia.
Di Papua kasus pertama pasien positif corona juga setelah pasien mengunjungi daerah lain yang terpapar virus corona, dan masih ada beberapa kasus lainnya yang terkena virus corona setelah berkunjung dan atau datang dari tempat yang terpapar virus corona.
Wakil Preisden Ma’ruf Amin mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa haram mudik pada masa pandemi virus corona. Mungkin ini sedikit terdengar berlebih, tetapi ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus corona menjadi lebih luas lagi.
Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil, dikutip dari kompas (10/4/20) Ridwan Kamil menyampaikan “Saya berharap MUI mengeluarkan fatwa haram mudik karena biasanya masyarakat lebih menuruti ulama”.
Beliau juga mengatakan, disiplin untuk tidak mudik menjadi hal krusial dalam pencegahan penyebaran covid-19.
Berbagai upaya ditempuh oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona ini agar tidak semakin meluas. Bupati Bener Meriah misalnya, mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mencegah penyebaran virus corona ini.
Diantaranya, sempat memberlakukan jam malam, memberhentikan kegiatan pasar pekan selama dua minggu, warga yang tidak memiliki KTP aceh tengah dan Bener meriah dilarang memasuki kawasan Bener Meriah, mendirikan pos pencegahan covid-19 di perbatasan kabupaten/kota, dan menghimbau masyarakat untuk menghindari kerumunan.
Kita bisa lihat setiap harinya ada 100 hingga 300 kasus baru positif corona. Itu artinya, penyebaran virus ini masih terjadi di sekitar kita. Siapa yang kemudian paling bertanggung jawab di sini untuk mengatasi wabah ini? Pemerintah? Atau tenaga medis?.
Kita semua bertanggung jawab, minimal bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pemerintah mulai dari pusat hingga daerah sudah berusaha sekuat dan semampunya untuk melindungi warganya dari penyebaran virus corona.
Sekarang tinggal bagaimana masyarakat mengindahkan himbauan-himbauan dari pemerintah dan meningkatkan kesadaran diri masing-masing untuk melindungi diri agar terhindar dari virus ini.
Jika ada gombalan pemuda, aku akan menjadi sayap pelindugmu, rasanya itu tak relevan dengan keadaan sekarang. Karena yang bisa menolongmu saat sekarang ini adalah dirimu sendiri.
Mengindahkan segala himbauan pemerintah, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mengurangi aktivitas di luar, menghindari kerumunan itulah cara saat sekarang ini yang paling tepat untuk melindungi diri dari serangan wabah ini.
Ahmad Syafii Maarif mengatakan “serangan musuh yang tidak kasat mata memang dahsyat, hampir semua Negara keteteran dibuatnya. senjata nuklir tidak mampu melawan wabah ini. Tetapi disiplin, sabun dan air mengalir bisa melakukannya”.
Inilah perang yang kita hadapi sekarang, perang dimana tak butuh senjata tajam. Hanya perlu berdisplin diri menjaga kebersihan dan kesahatan tubuh. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seyognyanya sudah dari dulu di degung-degungkan.
Tetapi banyak dari kita yang cuek dan menganggap ini suatu hal yang tidak terlalu penting. Salah satu contohnya adalah selalu mencuci tangan setelah memengang atau melakukan sesuatu dengan air dan sabun mengalir.
Berhenti berfikiran bahwa tangan yang tidak terdapat noda yang kasat mata adalah tangan yang bersih, sehingga menyepelekan untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya.
Memiliki kekebalan tubuh yang baik adalah kunci tubuh agar tubuh tidak mudah terserang oleh virus atau berbagai penyakit lainnya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dintaranya adalah mengonsumsi makanan yang mengandung protein, vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan mineral seng.
Makanan yang mengandung protein contohnya seperti telur, ikan, ayam, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Sedangkan untuk sumber vitamin dan mineral bisa di dapatkan dari sayur dan buah-buahan. Sumber makanan yang sebenarrnya mudah kita temukan sehari-hari.
Pada intinya mengonsumsi makanan harus sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Yaitu dengan mengonsumsi makanan yang beragam. Karena tidak ada hanya dengan mengonsumsi satu jenis makanan saja bisa menjaga daya tahan tubuh dan melindungi tubuh kita dari serangan virus dan penyakit.
Kita sedikit diuntungkan berada di dataran tinggi Gayo memiliki sumber makanan yang beragam jenisnya. Tanahnya yang subur membuat berbagai jenis tanaman pun bisa tumbuh dengan baik. Sayuran dan buah segar masih bisa kita dapatkan dengan mudah.
Sayuran dan buah ini belum banyak kehilangan kandungan zat gizinya, karena belum terpapar oleh sinar matahari serta belum sempat di simpan sampai berhari-hari.
Selain itu, Rempah-rempahan seperti jahe, kunyit, sereh, temulawak dan teman sejenisnya, kini menjadi buruan dan sulit ditemukan di pasaran. Rempahan-rempahan ini yang kemudian diolah menjadi minuman.
Kandungan zat gizi yang ada pada rempah-rempah tersebut di percaya dapat menjaga daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang oleh virus dan penyakit.
Mengingat beberapa pasien yang positif tidak menunjukkan gejala sama sekali. Itu artinya kita harus tetap waspada tetapi tidak panik. Jika kita tidak mampu menjadi sayap pelindung bagi orang lain, setidaknya bisa menjadi sayap pelindung bagi diri sendiri.
Tidak menjadi beban bagi orang lain, tidak menjadi masyarakat yang membandel yang tidak mengindahkan himbauan pemerintah.
Mengindahkan segala himbauan dari pemerintah, selalu menjaga kebersihan, dan menjaga kesehatan tubuh. Itulah adalah kunci untuk melindungi diri.
Tetap jaga diri, lindungi kelurarga dan selamatkan jiwa. Semoga kita semua dalam lindungan-Nya dan di jauhkan dari wabah virus corona ini.
*Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, tinggal di Buntul Kemumu, Bener Meriah