Oleh : Win Wan Nur*
Tadi malam saya dikejutkan oleh teks WA dari salah seorang pembaca novel saya, dia menanyakan pada saya seperti ini.
“Bg win…betul keh dunia ni mau kiamat? Katanya lah Mekah pun udh hijau, ini ada tulisan kak …” dia menyebut nama seorang guru tahsin di salah satu SMA favorit di Takengen sembari membagikan tulisan yang dia maksud.
Dalam tulisan itu, saya membaca prediksi kiamat terkait dengan COVID-19 dan sang penulis memperkirakan kiamat akan jatuh pada hari Jumat di pertengahan Ramadhan pada 8 Mei tahun 2020. Prediksi ini dia buat berdasarkan pada kutipan hadits yang diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad.
Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang tidak asing setiap kali wabah dalam skala besar melanda dunia, baik dalam skala lokal maupun global.
Kalau kita membaca sejarah peradaban manusia, ajaran tentang hari kiamat yang juga dikenal sebagai ajaran apokaliptik ini pun sangat berpengaruh dlm sejarah umat manusia.
Tradisi ini berakar sangat kuat dalam agama-agama samawi yang bersumber pada ajaran Ibrahim. Dari agama Yahudi, ajaran apocalyptic melahirkan agama nasrani dan kemudian juga diwarisi oleh Islam. Ketika peradaban Kristen yang menjadi pondasi dari budaya barat menguasai dunia, ajaran apokaliptik inipun membawa pengaruh besar dalam peradaban dunia.
Seperti yang ditulis oleh sang guru taksin di SMA favorit di Takengen ini. Prediksi kiamat dalam dua agama samawi lainnya juga dikaitkan dan merujuk pada peristiwa hari akhir yang juga disebut dengan istilah eskatologi yang dijelaskan dalam kitab suci ketiga agama samawi ini.
Dalam kepercayaan Kristen, prediksi kiamat biasanya merujuk pada peristiwa-peristiwa seperti Pengangkatan, Kesengsaraan Besar, Penghakiman Terakhir, dan Kedatangan Kedua Kristus. Prediksi semacam itu telah dibuat setidaknya sejak awal abad masehi.
Tercatat, sebelum kelahiran Rasulullah Muhammad SAW, orang-orang beragama samawi telah memprediksi kiamat akan datang pada tahun-tahun itu. Contohnya, Sekte Yahudi Essene, mereka menafsirkan bahwa pemberontakan Yahudi melawan Romawi pada tahun 66-70 di Yudea sebagai pertempuran akhir zaman akhir yang akan memicu kedatangan Mesias. Dalam Islam, kita juga mengenal tokoh dengan penggambaran seperti Mesias ini dengan nama Imam Al Mahdi.
Tahun 375 masehi, Martin de Tours, seorang uskup di Prancis memprediksi kiamat akan datang pada tahun 400, karena menurutnya pada tahun 375 itu kekuatan anti kristus sudah mulai tumbuh dan akan menjadi mapan di tahun 400 itu.
Ada beberapa ramalan kiamat lagi yang hadir pada tahun-tahun sebelum kelahiran nabi besar kita itu.
Setelah Rasulullah Muhammad SAW lahir, ada banyak lagi ramalan kiamat yang dikaitkan dengan ajaran Kristen, salah satunya yang cukup heboh adalah ramalan dari Paus Innosensius III yang memprediksi bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 1284, angka ini dia dapat dengan mengkalkulasi bahwa pada tahun itu adalah tepat 666 tahun sejak Islam (dalam kepercayaan Kristen angka 666 dipercaya sebagai angka setan)
Ramalan kiamat lain terjadi ketika wabah hitam melanda eropa, Y2K menjelang pergantian millennium ketiga dan yang sempat heboh sampai ada filmnya, tahun 2012 yang katanya merupakan akhir penanggalan suku maya.
Seperti Kristen, dalam ajaran Islam yang kita anutpun lekat dengan ajaran kiamat ini. Dalam Islam, secara umum kita diajarkan bahwa tanda-tanda kiamat itu adalah munculnya Dajjal yang kemudian akan dikalahkan oleh Imam Mahdi, setelah dunia makmur kemudian kacau lagi, baru kiamat datang.
Karena itu tidak heran kalau dalam prediksi kiamat yang mengacu pada ajaran Islam ini biasanya dicari dulu sosok dajjal-nya.
Sepanjang pengalaman saya, setidaknya sudah ada dua orang yang disebut oleh para penceramah agama dan juga penulis buku-buku agama sebagai Dajjal. Yang pertama adalah Sai Baba yang merupakan tokoh salah satu sekte agama di India dan yang kedua adalah George Bush, yang menyerang Irak saat menjadi pemimpin Amerika.
Tapi kemudian perjalanan waktu menunjukkan pada kita kalau Sai Baba dan George Bush, bukanlah Dajjal.
Meski, beragam prediksi tentang kiamat ini tak pernah terbukti. Tapi orang tak pernah bosan membuat prediksi dengan berbagai metode cocokologi. Era media sosial ini, karena mudahnya akses untuk mencapai pembaca, pembuatan prediksi-prediksi semacam itu semakin banyak yang meminati, karena memang banyak orang yang menggandrungi.
Kembali ke pertanyaan di atas, “betul keh dunia ni mau kiamat?” terus terang saya sulit menjawab karena oleh dia saya dihadapkan dengan dalil-dalil yang dipaparkan oleh sang guru Tahsin. Ya meskipun saya bisa saya mencari dalil bantahan berdasarkan referensi dari google. Tapi saya tahu, siapapun tak akan mempercayai saya kalau saya mendasarkan argumen dengan dalil-dalil agama karena saya memang tak punya kompetensi di bidang itu.
Jadi setelah saya menceritakan bagaimana jauh sebelum inipun orang sudah sangat sering memprediksi terjadinya kiamat dan semuanya terbukti gagal total. Jawaban saya pungkasi dengan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh semua orang Islam.
Saya katakan “Kiamat itu pasti akan datang, tapi kapan? Itu mutlak rahasia Allah. Kalau ada orang yang merasa bisa memprediksi, itu pasti cocokologi. Tapi kalau berdasarkan yang diajarkan ke kita. selama masih ada suara azan, kiamat belum datang. Terus kan dibilang kiamat setelah bumi damai dengan datangnya Imam Mahdi. Sekarang Imam Mahdi kan belum datang.”
Untungnya jawaban tanpa perlu mengutip dalil itu bisa membuatnya tenang.
“Ya juga bg geh,” katanya.
*Urang Gayo di Bali