Medan-LintasGayo.co : Gayo itu negeri para pejuang, untuk melawan penjajah ia rela berjalan kaki ratusan kilo meter ke Medan Are untuk menghalau agresi Belanda.
Demikian disampaikan Salman Yoga S dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Pimpinan Lembaga The Gayo Institute (TGI) ketika tampil sebagai pembanding tunggal dalam Seminar Nasional yang digelar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universita Sumatera Utara (USU) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun, Selasa 3 Mart 2020.
Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa kesetiaan orang Gayo dalam melawan penjajahan tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah catatan sejarah menyebutkan para pejuang Gayo turut andil dalam pertempuran-pertempuran di luar daerahnya sendiri.
“Pahlawan Nasional Sisingamaraja, raja dari negeri Toba (1845 – 1907) dalam sejarah dan usahanya melawan kolonialis Belanda pernah meminta bantuan pasukan ke tanah Aceh dan Gayo. Demikian juga dengan pejuang Rondahaim dari tanah Simalungun pernah meminta bantuan pelatihan pasukan perang dari tanah Aceh dan Gayo,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan paska proklamasi kemerdekaan penjajah Belanda masih melancarkan agresinya disejumlah kota dan wilayah pada tahun 1947-1948, dan pasukan berani mati dari tanah Gayo turut bertempur di sejumlah tempat dalam perang Medan Area.
“Pasukan Gayo membantu bukan saja masuk dari pantai timur dengan sejumlah kesatuan tetapi juga masuk dari arah tenggara dengan pasukan Bagura pimpinan Tgk. Ilyas Leube dan Tgk. Saleh Adri. Sejumlah pejuang Gayo gugur bukan di tanah kelahirannya, Pang Aman Dimot misalnya gugur dalam sebuah pertempuran di tanah Karo dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kabanjahe,” katanya.
Seminar tersebut turut dihadiri oleh Drs. Pepen Nasrudin, MS (Dirjen PS Kementarian Sosial RI), Drs, Bambang Sugeng, (Dirjen. TP2T ke Pahlawanan Kementerian Sosial RI) serta sejumlah narasumber dan pejabat terkait, dilangsungkan dalam rangka pengusulan pejuang Rondahaim dari Kabupaten Simalungun sebagai Pahlawan Nasional tahun 2020.
Ditegaskan juga oleh Salman Yoga, paska kemerdekaan Indonesia pihak kolonialis masih terus melancarkan propaganda dan penyebaran informasi yang tidak benar kepada dunia luar. Lagi-lagi dari tanah Gayo informasi-informasi tersebut dibantah melalui Radio Rimba Raya.
“Radio perjuangan inilah yang kemudian menginformasikan ke seluruh dunia melalui empat bahasa bahwa Indonesia masih ada, Indonesia sudah merdeka,” katanya.
Diakhir pemaparannya Salman Yoga berharap semoga pengusulan pejuang Rondahaim dari Kabupaten Simalungun sebagai Pahlawan Nasional dalam tahun ini dapat terwujud, terlebih pengusulan kali ini adalah pengusulan yang ketiga kalinya sejak tahun 2013.
[WM]