Ilmu Langkah Ayam Ngeram

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Tulisan ini bukan tentang teknik pengembangbiakan ayam kampung, tetapi lebih kepada ilmu pengetahuan hikmah dari induk ayam kampung yang sedang mengerami telor-telornya. Salah satu manfaat yang bisa kita ambil daripadanya adalah ilmu langkah.

Ilmu langkah merupakan bagian dari ilmu perang. Bahkan lebih utama dibandingkan dengan ilmu perang lainnya. Seperti ilmu kebal senjata yang jika tertembak bisa jadi menyebabkan patah tulang, luka pada kulit atau setidaknya jatuh mental karena sudah diterjang peluru musuh.

Berbeda dengan ilmu langkah yang bisa kita atur supaya tidak bertemu dengan musuh atau bertemu dengan musuh tetapi menjanjikan kemenangan. Singkatnya penguasaan ilmu langkah akan menjamin keselamatan dengan syarat tidak ria, sombong dan takabbur dan selalu mohon keselamatan kepada Allah SWT.

Awalnya ilmu langkah digunakan khusus untuk perang, namun seiring dengan perkembangan zaman, juga digunakan untuk mengatasi permasalahan hidup sehari-hari.

Difinisi ilmu langkah adalah titik awal kaki melangkah menuju suatu tempat untuk keperluan perang, bisnis, menagih hutang, melamar gadis dan lain-lain dengan niat agar setiap aktivitas yang dicita-citakan sukses.

Ilmu langkah banyak ragamnya; langkah naga, langkah Tuan Ali, langkah bunga kembang (agar disukai lawan jenis), langkah Datok Pining, langkah ayam mengeram dan lain-lain. Sayangnya ilmu langkah kini juga dimanfaatkan untuk kejahatan. Seperti menyeludupkan narkoba dan membawa lari anak gadis orang.

Dibandingkan dengan ilmu langkah lainnya, ilmu langkah ayam mengeram relatif sederhana dan mudah. Posisi induk ayam mengeram selalu berubah-ubah. Perhatikanlah kemana ayam menghadap, maka kearah itulah kaki melangkah terlebih dahulu dan seterusnya ke tempat yang dituju.

Hikmah ilmu pengetahuan itu “hadiah” dari Allah SWT berupa kekeramatan bagi induk ayam selama mengeram tidak makan dan minum untuk melestarikan kehidupan melalui telur yang dierami sebelum akhirnya menetas menjadi anak ayam.

Nabi Daud AS melanggengkan sehari puasa dan sehari berbuka. Dengan kebiasaannya itu Ayah Nabi Sulaiman AS itu menjadi kuat, bahkan bisa mencairkan besi dan suaranya sangat merdu. Allah SWT memuliakan makhluknya yang membiasakan berbuat baik, bahkan kepada ayam sekalipun yang bisa menjadi hikmah ilmu langkah.

Apakah langkah induk ayam yang sedang mengerami telornya ini juga termasuk ke dalam ayat qauniah yang merupakan realitas alam? Soal itu tentu para alim ulama yang lebih tepat menjelaskannya.

Perkara induk ayam mengeram menjadi sangat serius. Ternyata bisa juga digunakan agar orang-orang yang kita cintai tidak pergi jauh dengan cara menyajikan menu masakan induk ayam mengeram. Tradisi itu telah dilakukan oleh orang-orang tua di Pulau Seumeulu. Bahkan lebih hebat lagi, kalau sudah termakan sajian ayam mengeram, para bujangan tidak mau lagi ke lain hati.

Bagi kaum ibu yang sudah mengetahui “kedahsyatan” menu masakan ayam mengeram, jangan terus menerus memasak ayam mengeram untuk suaminya. Dikhawatirkan kepunahan ayam kampung dan sayang pula telor-telornya yang sudah dibuahi dan akan menjadi anak ayam. Sebagai mana naluri seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya, begitu juga induk ayam juga menyayangi telor dan anaknya.

Penting juga diketahui jangan terjadi kepunahan ayam warna merah akibat induknya habis dimasak kaum ibu karena ayam warna merah berguna mengurangi “penyakit bimeren” menyebabkan KDRT dalam rumah tangga yang dilakukan oleh kaum bapak.

Akhirnya, meskipun ilmu langkah induk ayam mengeram bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis, tetapi tidak disarankan memindahkan ayam yang sedang mengeram ke atas meja kerja di kantor.

(Mendale, 8 Januari 2020)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.