Darul Imarah-LintasGAYO.co : Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., MA. melantik pengurus IKAT Aceh periode 2019-2022, Minggu 5 Januari 2020.
Pelantikan yang dihadiri oleh 200-an tamu undangan dan hadirin ini dipusatkan di Auditorium Malahayati LAN RI Darul Imarah, Aceh Besar.
Turut hadir dalam pelantikan ini mantan Duta besar Indonesia untuk Mesir tahun 2002-2005 Prof. Dr. H. Bachtiar Aly, MA. Sesepuh IKAT Aceh; Prof. Dr. H. Alyasa’ Abubakar, MA., Sekjen OIAA Dr. Muchlis Hanafi, Lc., MA., Kabag Ulama dan Peran Ulama Biro Isra Setda Aceh; Sulaiman M. Hasan, Lc., MA., anggota DPD RI Asal Aceh; Tgk. H. M. Fadhil Rahmi, Lc., Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA); Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop), Peneliti Muda Indonesia; Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D., Tokoh Perempuan Aceh; Prof. Eka Srimulyani, S. Ag., M.A., Ph.D. pimpinan/utusan dayah/pesantren, Ormas Islam dan perwakilan mahasiswa.
Dalam sambutannya, TGB menegaskan, IKAT Aceh merupakan representatif dari OIAA yang bergerak dalam lingkup pendidikan, keagamaan maupun sosial.
Menurutnya, IKAT Aceh menjadi istimewa sebab mampu berkolaborasi dengan berbagai kemajemukan yang ada, tidak hanya dengan sesama alumni Al-Azhar dan Timur Tengah, tapi juga bisa berinteraksi dan bekerjasama dengan baik dengan berbagai elemen lainnya.
TGB yang juga pernah menjadi gubernur NTB 2008-2018 ini juga kembali mengingatkan pengurus IKAT akan manhaj dan pesan grand syeikh Al-Azhar tentang pentingnya wasatiyah, yaitu pendekatan Islam moderat yang tidak gampang menyalahkan dan selalu mempertimbangkan keadaan umat yang majemuk, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kondisi di manapun berada.
Tuan Guru Bajang juga mengapresiasi IKAT Aceh atas pengabdiannya dalam masyarakat selama ini. “Alhamdulillah saya bisa menyampaikan dari podium ini bahwa IKAT Aceh adalah salah satu ikatan alumni timur tengah di Indonesia yang paling aktif berkarya,” ujarnya.
Melalui akun instagram resmi miliknya @tuangurubajang berpesan bahwa sejatinya Aceh punya tanggungjawab besar menjadi wajah Islam yang baik di nusantara. Dengan qanun dan otonomi khususnya, ruang untuk itu terbentang luas. Bukan semata dengan maraknya syiar agama, namun bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara nyata.
Pelantikan pengurus IKAT kali ini, juga dibarengi dengan seminar nasional yang mengusung tema “Aktualisasi Nilai Islam Dalam Merawat Perdamaian Aceh”
Adapun yang menjadi pemateri dalam seminar tersebut, Ketua OIAA (Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar) Indonesia; Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A., Anggota DPD RI Asal Aceh; Tgk. H. M. Fadhil Rahmi, Lc, Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA); Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop), tokoh perempuan Aceh Prof. Eka Srimulyani, S. Ag., M.A., Ph.D dan peneliti muda Indonesia Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D.
Ketua panitia pelantikan, Mirzan Marwazy, Lc., M.Sh dalam sambutannya menyebutkan, selain pelantikan dan seminar nasional ini, juga diselingi dengan peusijuek dan pelepasan 33 calon mahasiswa baru Universitas Al-Azhar Mesir yang akan berangkat tahun ini.
“Selaku ketua panitia, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada panitia, donatur dan semua pihak yang telah membantu menyukseskan acara ini, sekaligus saya memohon maaf apabila terdapat kekurangan selama berlangsungnya acara,” ujar Mirzan.
Sementara itu, Ketua IKAT Aceh Muhammad Fadhillah, Lc., M.Us menyampaikan terima kasih kepada OIAAI atas kesediaannya melantik dan mengukuhkan pengurus IKAT Periode 2019-2022.
“Terima kasih kepada Ketua OIAA yang telah melantik dan mengukuhkan pengurus IKAT periode 2019-2022. Insya Allah dengan segala kemampuan dan kekuatan Pengurus IKAT Aceh akan melaksanakan amanah dan tanggung jawab yang diberikan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Muhammad Fadhilah juga bersyukur acara ini berjalan dengan lancar, hal ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras panitia dan semua pihak yang telah membantu.
Selain itu, ia memohon doa dan dukungan dari semua pihak semoga cita-cita besar IKAT untuk mendirikan Islamic Center segera terwujud.
Harapannya, program-program unggulan IKAT seperti kafalah dan tahsin atau program lainnya yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan dan sosial bisa lebih baik dan terus melebarkan sayapnya, sehingga dampak yang dirasakan masyarakat lebih luas dan menjangkau ke banyak daerah di seluruh penjuru Aceh.
Acara ditutup dengan kenduri maulid bersama seluruh narasumber, tamu undangan dan hadirin.
[RN]