Islam Agama Cinta

oleh

Oleh : Husaini Muzakir Algayoni*

“Setelah bertahun-tahun membaca sumber-sumber keislaman, saya semakin yakin bahwa Islam yang tidak humanistik adalah Islam yang keliru, Islam adalah pesan kasih sayang, rahmat cinta dan keindahan. -Khaled Abou el Fadl-

Agama merupakan ajaran tentang philosophy and way life. Pandangan filosofis adalah gambaran menyeluruh, prinsip dasar, atau world view (weltanschaung) tentang kehidupan yang dijadikan pedoman/pegangan oleh setiap pribadi dan masyarakat dalam menjalani hidup. Pandangan filosofis tersebut mengandung hakikat hidup, fungsi utama, dan tujuan hidup. (Bustanuddin Agus, 2006: 57).

Keurgenan agama bagi manusia merupakan fitrah, dengan segala kelebihan dan kesempurnaan yang dimiliki manusia masih membutuhkan yang namanya agama. Oleh karena itu, manusia tidak bisa jauh dari agama dan manusia yang tidak butuh dan jauh dari agama adalah manusia sombong dan memiliki hati yang gersang.

Manusia sebagai makhluk yang sempurna diciptakan Allah Swt, sebagaimana termaktub dalam kitab suci Alquran, yang berbunyi “Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu atas sebaik-baik pendirian.” (QS. a-Tiin [95]: 4). Penjelasan ayat ini, merujuk ke tafsir al-Azhar menegaskan bahwa di antara makhluk Allah Swt di atas permukaan bumi ini manusia lah yang diciptakan Allah Swt dalam sebaik-baik bentuk; bentuk lahir dan bentuk bathin, bentuk tubuh dan bentuk nyawa. Walau bagaimanapun manusia merupakan makhluk yang sempurna akan tetapi tetap memiliki kekurangan yang dimiliki manusia.

Kesempurnaan manusia dengan akal dan panca indera. Namun, keterbatasan masih ada pada manusia. Keterbatasan panca indera dan akal menjadikan sekian banyak tanda tanya yang muncul dalam benak manusia tidak dapat terjawab. Hal ini dapat mengganggu perasaan dan jiwanya, dan semakin mendesak pertanyaan tersebut semakin gelisah bila tidak terjawab karena manusia mempunyai naluri ingin tahu. Oleh karena itu, manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya. Disinilah informasi Tuhan datang, atau dengan kata lain yaitu agama. (Quraish Shihab, 2006: 211).

Urgensi agama bagi manusia mempunyai peran penting, agama membimbing manusia kepada arah kebaikan, kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan sesuai dengan sistem kepercayaan dan tata cara beribadah/ritual dari setiap pemeluk agama. Nah, salah satu agama yang ada di alam semesta ini adalah agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan kitab sucinya Alquran.

Islam adalah agama yang mempunyai ajaran rahmatan lil’alamin, memberikan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Allah Swt memberikan misi kepada Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat, sebagaimana firman Allah Swt “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. al-Anbiya’ [21]: 107). Nabi Muhammad Saw mempraktikkan akhlak/sikap yang baik dan benar-benar sebagai rahmat bagi siapa pun dan dengan kelembutan serta kasih sayang Rasulullah mampu meluluhkan hati yang keras.

Islam dalam keyakinan Badshah Khan adalah amal (pengorbanan tanpa pamrih), yakeen (iman) dan muhabat (cinta, kasih sayang). Amal, Tanpa ketiga ini, sebutan muslim adalah bunyi terompet dan denting simbol. Alquran menyebutkan dengan sangat jelas bahwa iman kepada Tuhan Yang Esa tanpa ada yang kedua, dan kerja keras, cukup untuk menjamin keselamatan seseorang.

Badshah Khan adalah pejuang muslim antikekerasan berasal dari keluarga berdarah Pathan sebuah daerah perbatasan Pakistan dan Afghanistan; setelah India meraih kemerdekaan Pathan menjadi negara Pakistan. Badshah adalah sahabat dekat Mahatma Gandhi seorang tokoh antikekerasan, dua tokoh ini membebaskan bangsanya dari kekerasan tanpa bersimbah darah; Mahatma Gandhi membebaskan India dan Badshah Khan membebaskan suku Pathan, yang mana suku Pathan mempunyai iman yang sederhana tetapi penuh gairah kepada Tuhan mendasari segenap aspek kehidupan.

Penuturan seorang dai abad ke-14 H yang dikutip oleh Syaikh al-Mana al-Qatthan dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Alquran dari Risalatut Ta’lim: “Islam adalah sebuah aturan komprehensif yang mencakup seluruh fenomenan kehidupan. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, wawasan dan undang-undang, ilmu dan hukum, materi dan kekayaan, kerja dan kekayaan, jihad dan dakwah, prajurit dan pemikiran. Di samping itu, Islam adalah keyakinan yang tulus dan ibadah yang benar.”

Kata yang terucap dari kalimat di atas tentang Islam adalah kasih sayang. Maka dari itu, dalam pandangan penulis Islam adalah agama cinta, agama yang membawa rahmat kepada seluruh makhluk yang ada di alam semesta. Islam tidak mengajarkan kekerasan dan kebencian, yang mengajarkan kedua hal tersebut adalah muslim-muslim puritan. Dari lubuk hati yang terdalam, keyakinanku Islam adalah Islam adalah humanistik, estetik, dan mahabbah.

Nah, siapakah muslim puritan itu? Khaled Abou el Fadl, dalam bukunya Selamatkan Islam dari Muslim Puritan. Ciri muslim puritan ini adalah dalam hal keyakinannya menganut paham absolutisme dan tak kenal kompromi. Dalam banyak muslim puritan cenderung menjadi puris, dalam arti bahwa tidak toleran terhadap sudut pandang yang berkompetisi dan memandang realitas pluralis sebagai suatu bentuk kontaminasi atas kebenaran sejati.

Guru Besar Hukum Islam yang pernah mendalami studi keislaman di Kuwait dan Mesir ini mengatakan bahwa “Setelah bertahun-tahun membaca sumber-sumber keislaman, saya semakin yakin bahwa Islam yang tidak humanistik adalah Islam yang keliru, Islam adalah pesan kasih sayang, rahmat cinta dan keindahan. Oleh karena itu, Islam yang tidak humanistik, tidak menebarkan cinta dan kasih sayang atau lebih mengutamakan kekerasan adalah muslim puritan, dari itu Islam harus diselamatkan dari muslim puritan.

Keliru Memahami Agama

Menurut Haidar Bagir seorang penulis yang concern dalam bidang pemikiran, mengatakan kekeliruan dalam memahami agama karena pemeluk agama tidak mempunyai wawasan tentang agama itu sendiri. Membatasi agama hanya dalam hal syariat dalam makna aspek hukum yang semata-mata verbal, fisik, dan keimanan yang selalu rasional. Ada hal yang justru paling esensial dari agama yang dilupakan, yaitu sumber spiritualitas dan moralitas.

Agama tidak bisa dilepaskan dari spiritualitas (kerohanian), dari spiritualitas lahir moralitas dan rahmat (cinta kasih) bagi alam semesta. Boleh jadi bersinggungan dengan politik, agama tidak boleh dijadikan ideologi karena dijadikan ideologi maka front-front konflik akan terbuka: baik dengan pengikut agama yang sama, apalagi pengikut agama dan kelompok lain. Agama sebagai panduan kegiatan pembersihan hati secara terus-menerus, panduan moral, dan pendorong amal-amal shaleh sebagai rahmat atas semesta alam. (Haidar Bagir, 2018: 262).

Kekeliruan memahami agama, seperti yang dikatakan oleh Haidar Bagir di atas karena tidak mempunyai wawasan tentang agama dapat menimbulkan hiruk-pikuk di tengah-tengah kehidupan masyarakat yakni kekerasan atas nama agama, seperti radikalisme, terorisme dan menebar kebencian yang tidak sepaham dengan pemikiran atau kelompoknya.

Agama yang seharusnya menjadi sumber pencerahan kepada manusia dan menebarkan rahmat bagi alam semesta, justru para pemeluk agama yang membawa konflik ke tengah-tengah kehidupan. Oleh karena itu, perlunya pemahaman agama yang baik dan wawasan sejarah agama yang luas sehingga bisa menelaah secara mendalam fungsi dari agama-agama di dunia.

Demikianlah penulis uraikan secara ringkas bahwa agama Islam sebagai agama cinta yang membawa pesan kasih sayang dan rahmat kepada umat manusia. Karena itu, agama mempunyai urgen bagi manusia, terutama agama Islam, keurgenan agama bagi kehidupan manusia, pada satu sisi agama membawa ketenangan dan kebahagian pada manusia sebagai pandangan hidup, dan pada sisi lain dengan memahami ajaran agama secara menyeluruh dan mendalam maka akan menghasilkan pemahaman agama yang baik sehingga kehidupan beragama dalam kehidupan sosial berada pada tataran keharmonisan, saling bertoleransi, membawa kedamaian, dan pencerahan.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.