Politik Prihatin

oleh

Oleh : Saradi Wantona, S. Sos, M.Si ;

Meskipun, hasil pemilihan legislatif (pileg) (DPRK, DPRA, DPD dan DPR-RI belum ditetapkan secara resmi oleh KPU, paling tidak hasil rekapitulasi dari beberapa jenjang, baik dari kecamatan hinggap pusat sudah dapat diprediksi siapa yang menikmati empuknya kursi pemerintahan.

Berdasarkan hasil sementara rekapitulasi tersebut, presentase yang duduk di legislatif dominan disi oleh wajah-wajah baru, begitulah politik yang dinamis.
Menariknya lagi untuk untuk Caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) 2 Aceh (Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, dan Aceh Tengah) sudah dipastikan tidak disi Caleg yang berasal dari wilayah tengah Aceh (seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah).

Sebab, untuk dapil 2 Aceh kursi yang tersedia sebanyak enam kursi yang diprediksi dari beberapa nama bakalan melenggang ke senayan untuk lima tahun yang akan datang. Untuk urutan pertama ada TA Khalid ketua Partai Gerindra Aceh yang meraih 221.922 suara. Kedua diraih anggota DPR RI petahana, Muslim SHi MSi dari Partai Demokrat yang meraih 182.537 suara.

Urutan ketiga, Anwar Idris dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Caleg petahana ini mendapatkan 113.501 suara.

Diposisi keempat juga caleg petahana M Nasir Jamil dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebanyak 106.951 suara. Diikuti oleh Ruslan M Daud dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan meraih 92.080 suara. Untuk kursi terakhir diraih oleh Ilham Pengestu dari Partai Golkar yang mendapatkan 91.731 suara. (serambi indonesia, 5/5/2019).

Di wilayah Tengah Aceh, nama-nama besar seperti Tagore Abu Bakar, Guntarayadi dari Partai Demokrasi Perjuangan (PDI-P), Nasaruddin dari Gerindra dan lain-lain tidak mendapatkan tempat dihati rakyat (pemilih) pada pileg tahun ini dan gagal melaju ke senayan.

Menjadi pertanyaan besar, kenapa aktor-aktor politik dari Gayo tidak satupun mendapatkan tempat di senayan, hal ini dipengaruhi banyak faktor.

Pertama; komposisi jumlah pemilih khusus di Dapil 2 didominasi di wilayah pesisir, sentimen kewilayahan jelas mempengaruhi keterpilihan caleg-caleg bertarung. Kedua; sebagian besar caleg yang diprediksi lolos memiliki rekam jejak dan prestasi yang baik ketika duduk di senayan. Misalnya, Muslim, Nasir Djamil dan lainnya.

Mereka menunjukkan kualitas mereka sebagai wakil rakyat yang kerap bersuara dan vokal memperjuangkan aspirasi masyarakat Aceh di Senayan. Ketiga; metode kampanye politik yang dinamis. Tidak hanya berkutat pada popularitas semata. Sebab, banyak caleg lain dengan memakai metode kampanye yang usang dan tidak mampu menarik simpati masyarakat.

Terakhir, ketidakterpilihan tokoh-tokoh politik di Gayo bukan dikarenakan mereka tidak populer, melainkan karena mereka pernah diberi kesempatan duduk menjadi wakil rakyat, tetapi tidak mengabdi dengan baik dan itu yang membuat kita prihatin. Nah !!. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan.

*Aktivis JANGKO berdomisili di Bener Meriah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.