Catatan : Zuhra Ruhmi
Ratusan siswa yang mengenakan toga telah berkumpul di sisi kanan panggung di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon Aceh Tengah pada Sabtu 23 Maret 2019. Barisannya terlihat rapi ketika aku melongok dari pintu masuk.
Spanduk dengan tulisan Wisuda Tahfidz SD IT Cendekia Takengon angkatan ke-4 dengan background didominasi warna biru tampak jelas
Langkahku mundur, menyalami empat guru yang mengenakan dress code merah hati di balik meja registrasi. Sambutannya ramah, senyumnya merekah. Maju lima langkah menaiki beberapa anak tangga, telah ada sekitar tiga guru mengenakan pakaian dengan warna senada telah berdiri menyambut kedatangan para tetamu dengan senyum ramah.
Sebagian besar guru ku kenal, sekitar 1 tahun kami bersama mengabdikan diri di SD IT yang pertama berdiri di Aceh Tengah ini.
Ratusan wali santri telah duduk rapi. Menyapu pandang, aku memilih duduk lesehan di tikar sebelah kanan pintu masuk.
Tak berselang lama, tiga moderator telah berdiri di panggung. Arab, Inggris dan Indonesia adalah bahasa yang mereka gunakan untuk mempersilahkan pembaca kalam ilahi, pejabat yang memberi sambutan dan pembaca doa untuk maju ke podium.
Pembacaan surat Arrahman usai dibaca oleh qari, dilanjutkan sambutan ketua Panitia oleh Andi Ramona. Segala sesuatu terkait kegiatan telah dipaparkan. 121 peserta, sumber dana dari wali santri dan ucapan terimakasih kepada sponsor telah disampaikan
Kepala SD IT Cendekia, Naim S Pd telah dipersilahkan oleh moderator untuk memberi sambutan.
Mengucap salam dan menyampaikan tanda hormat kepada perwakilan Kepala Dinas Pendidikan; Ketua Yayasan Generasi Gemilang, Ilawarni S Si; Ketua Badan Pengurus Harian Qur’an (BPHQ) Yayasan Generasi Gemilang, Efrida LF; dan Komite sekolah Dr Al-Musanna M Ag.
Beberapa wali murid telah terisak, air bening mengalir dari sudut matanya, sesekali disekanya dengan tisu yang lainnya dengan ujung jilbab.
Naim menyampaikan sambutannya dengan suara bergetar.
“Nak, jika di akhirat nanti tidak kalian temukan bapak di syurga, maka mohonkan pada Allah untuk memanggil kami ke syurga. Jika bapak/ibu masuk syurga, maka mohonkan kepada Allah agar memanggil kami ke syurga,” kata Naim diiringi tangis.
Catatan di gawaiku mulai kabur, air telah keluar dari lacrimal gland menuju konjungtiva hingga menutupi kornea. Menetes ketika berkedip, catatanku mulai jelas. Terus kutuliskan bahan untuk menjadikan tulisan ini. Isak tangis wali murid terdengar lebih ramai.
Aku juga berharap ikut dipanggil masuk ke syurga jika para wisudawan, guru atau wali murid juga pembaca yang membaca tulisan ini dahulu masuk syurga.
Baca : 5 Hari Mukhayyam Al-Qur’an, Siswa SD IT Cendekia Capai Hafalan 1,5 Juz
Karena kata Naim lagi, salah satu keistimewaan penduduk syurga adalah bisa memohonkan seseorang untuk masuk syurga.
“Ini (hafalan Qur’an pasra siswa) yang bisa kita persembahkan. Hidup di dunia sebentar saja, akhirat yang kekal,” kata Naim lagi.
Tak lupa, Naim juga meminta dukungan dari Bupati Aceh Tengah dan Kepala Dinas Pendidikan agar mendukung kegiatan ini juga memohon agar kegiatan serupa bisa direalisasikan di berbagai sekolah di negeri penghasil kopi terbaik dunia ini.

Kepala Bagian Pendidikan Dasar dan Lanjutan Dinas Pendidikan Aceh Tengah, Muslim Hakim SPd ikut terharu menyaksikan wisuda tahfidz angkatan keempat ini.
“Kehadiran para penghafal Qur’an ini akan mengundang keberkahan di Aceh Tengah,” Muslim.
Muslim juga berharap agar para penghafal Qur’an ini kelak menjadi generasi Gayo yang menjadi praktisi bangsa yang mengaktualisasikan nilai-nilai Qur’an dalam kehidupannya.
Tak dinyana, program yang akan dilakukan Dinas Pendidikan seiring dengan harap yang disampaikan Naim.
“Beberapa waktu lalu, kita telah bertemu dengan Bapak Bupati Aceh Tengah. Beliau menginginkan agar para siswa diterapkan menghafal satu hari satu ayat atau satu hari satu hadits beserta tafsirnya,” kata Muslim Hakim yang ditemui usai acara.
Muslim angkat topi untuk SD IT Cendekia yang telah melaksanakan kegiatan ini.
“Saya terharu, dan tersentuh dengan kegiatan ini,” kata Pak Muslim dengan mata mulai memerah.
Ku sasar dengan pertanyaan kapan program usulan Bupati Aceh Tengah ini akan terealisasi, air matanya urung menetes.
“Insya Allah akan terealisasi di tahun 2020,” kata Muslim.
Menurut Muslim, rencananya program ini akan bekerjasama dengan alumni Timur Tengah dan berkonsultasi dengan SD IT Cendekia.
Keyakinanku penuh, pembaca akan aminkan rencana dinas pendidikan mewujudkan program ini. Semoga janji terealisasi dan Allah beri kemudahan dalam pelaksanaan program untuk membumikan firman pencipta alam semesta ini.
Semoga.