Membaca Novel itu Asyik

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

“Aku membaca maka aku bahagia, membaca novel dengan bahasa sastra membuat hidup semakin hidup dengan norma-norma estetik.”

Novel berasal dari bahasa Latin “novellus” yang diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) novel berarti buku berisi cerita yang pelakunya mengalami peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam hidup. Novel mempunyai istilah lain yaitu roman, asal katanya dari “lingua romana” yaitu cerita yang awal mulanya disusun dalam bahasa romawi.

Novel atau roman adalah suatu karya sastra yang disebut dengan karya fiksi. Dalam KBBI fiksi diartikan dengan cerita rekaan (berupa novel, roman, cerpen, dsb), khayalan, rekaan; sesuatu yang bukan berdasarkan peristiwa atau pengalaman nyata. Sementara filsuf W.F Nietzsche yang masyhur dengan karyanya Roman Also Sprach Zarathustra (Demikianlah Sabda Zarathustra) menulis bahwa fiksi (puisi dan cerita) adalah menerjemahkan mimpi-mimpi dalam kenyataan dan menafsirkan kenyataan dunia ke dalam impian.

Bahasa sastra tidak bisa dilepaskan dari yang namanya keindahan bahasanya, disinilah letak perbedaan antara bahasa sastra dengan bahasa ilmiah. Bahasa sastra merupakan bahasa yang ringan dan indah sehingga enak dibaca dan mudah dipahami, apalagi seorang pembaca dapat mengenal serta mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah memahami isinya serta menikmati keindahannya (Tarigan, 2005).

Dalam catatan Juzif al-Hasyim menyebutkan bahwa ada beberapa definisi modern tentang sastra, adapun definisi tersebut sebagai berikut: sastra adalah ungkapan puitis tentang berbagai pangalaman manusia, sastra adalah ungkapan tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya, sastra adalah hasil pemikiran manusia yang diungkapkan dengan ungkapan yang mengandung seni dan keindahan dan sastra adalah seni ungkapan yang indah.

Manfaat Membaca Novel

Gao Xingjian, novelis dan penerima hadiah nobel sastra pada tahun 2000 mengatakan “Saya mulai menulis novel, untuk mengusir kesepian jiwa di sepanjang waktu.” Sastra itu adalah penegesan manusia atas nilai dirinya. Oleh karena itu, sastra mengizinkan seseorang untuk memelihara kesadaran manusia.

Penulis bukanlah seorang novelis (penulis novel), penulis hanyalah penikmat dan pengagum dari karya-karya novelis dengan karya novelnya yang membuat penulis bahagia dan tersenyum sendiri saat membacanya, membaca novel dapat menggetarkan jiwa dan melembutkan hati karena keindahan dan kelembutan bahasanya, membaca novel itu asyik dan mengasyikkan sebagai teman ngobrol dalam lautan imajinasi, membaca novel dapat membunuh sepi dengan bahasa-bahasanya yang menghibur hati sehingga menghidupkan hidup dengan norma-norma estetik.

Seperti dilansir idntimes.com bahwa ada 10 Manfaat penting dari membaca buku fiksi, manfaat tersebut sebagai berikut:
Pertama, mengembangkan kemampuan verbal. Meskipun membaca fiksi tidak selalu membuat menjadi komunikator baik, namun orang yang rajin membaca fiksi memiliki jangkauan kata yang lebih luas dan juga mampu mengekspresikan apa dirasakan dengan kata-kata yang tepat.

Semakin banyak buku yang dibaca, maka semakin banyak kosa kata yang bisa digunakan sehari-hari. Kedua, meningkatkan fokus dan konsentrasi. Membaca buku fiksi membutuhkan konsentrasi dan fokus lebih sehingga terisolasi sementara dengan dunia luar, terhanyut dalam untaian kata dan meningkatkan fokus. Ketiga, membaca fiksi membantu untuk mampu menikmati seni. Sebuah studi yang dilakukan oleh NEA menjelaskan bahwa orang yang membaca fiksi akan lebih mampu menikmati seni. Selain itu, fakta yang lebih mengejutkan bahwa membaca buku fiksi memiliki kemampuan bersosialisasi yang lebih baik.

Keempat, memperluas jangkauan imajinasi. Buku fiksi membantu memperluas pemahaman terhadap apa yang mungkin dan tidak mungkin terjadi, dengan membaca deskripsi dari sebuah kejadian atau tempat, pikiran secara otomatis menciptakan bayangan dalam benak. Hal ini juga terasa lebih menyenangkan karena bisa membuat dunia sendiri di dalam kepala.

Kelima, membaca akan membuat lebih cerdas. Membaca memberi banyak kesempatan untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Anne E. Cunningham dan Keith E. Stanovich dalam “What Reading Does for the Mind” juga memberikan penekanan bahwa pembaca buku fiksi biasanya memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang hal-hal di sekitar dan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Keenam, rajin baca buku akan membuat lebih menarik dan atraktif. Memiliki kumpulan informasi di dalam otak secara perlahan dikumpulkan dengan membaca buku akan membuat terlihat menarik, membawa arah pembicaraan ke arah yang lebih menggoda; jadi terasa gampang.

Ketujuh, baca buku fiksi ampuh meredam stress. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Sussex menunjukkan bahwa membaca fiksi mampu mengurangi stres, hal yang perlu dilakukan hanya membaca dalam hati, setiap hari selama sepuluh menit untuk memerlambat detak jantung dan tekanan otot.

Kedelapan, membaca buku fiksi membuat penyakit lupa menjauh. Aktifitas membaca membantu menjaga memori agar tetap di tempatnya dan bahkan memperluas kapasitas otak. Kesembilan, rajin membaca membantu menemukan jati diri. Membaca buku dengan perlahan dan penuh penghayatan akan membantu meningkatkan kemampuan imajinasi dan kesadaran akan siapa diri yang sebenarnya. Kesepuluh, membaca buku fiksi adalah sebagai hiburan.

Bahasa sastra mempunyai kelebihan dalam dunia literasi, misalnya saja ketika mempelajari filsafat; bahasa filsafat salah satu bahasa yang berat dan sulit untuk dipelajari. Oleh karena itu, sebelum mempelajari filsafat; terlebih dahulu membaca bahasa-bahasa sastra seperti novel. Dengan membaca novel (religi, motivasi membangun jiwa) maka hati yang keras pun bisa menjadi lembut dan novel bahasa sastra yang asyik dibaca. Nah, selamat membaca novel.

*Kolumnis LintasGAYO.co. Penikmat Novel Religi dan Motivasi. Email: delungtue26@yahoo.co.id

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.