“Munyang Ni Rayoh” Cara Berdamai pada Masyarakat Gayo

oleh

REDELONG-LintasGAYO.co : Pasca perselisihan antara Pemuda Tingkem dan Toweren pada 10 Januari lalu. Masyarakat dari kedua desa tersebut melaksanakan acara “mangan murum” (makan bersama) sebagai prosesi adat munyang ni rayoh pada Kamis 21 Februari 2019 di halaman masjid Baiturrahman Tingkem.

Baca : Pemuda Toweren dan Tingkem Terlibat Pertikaian, Camat Bukit Upayakan Tempuh Jalan Damai Secara Adat

Di Gayo, munyang ni rayoh merupakan salah satu prosesi adat perdamaian ketika salah satu atau kedua orang bahkan kelompok yang bertikai mengalami pertumpahan darah.

Pada acara tersebut, perwakilan dari kedua desa duduk bersama sembari mengikuti proses adat “tepung tawar” sebagai prosesi adat dari munyang ni rayoh bertanda disematkan kekerabatan dengan tutur Abang ber Engi (abang beradik) antara kedua desa. Tidak ketinggalan pula, sebagai penutup acara semua tamu dan masyarakat yang hadir dijamu makan siang oleh panitia pelaksana.

Ketua bebujang Tingkem berharap melalui acara ini silaturrahmi antar kedua desa Tingkem dan Toweren tetap terjaga serta mencegah kesalahpahaman.

“Acara hari ini juga menjadi pengingat untuk generasi muda serta menjadi upaya mempertahankan budaya, munyang ni rayoh dan mangan murum sebagai cara bersilaturahmi di masyarakat Gayo,” lanjut Suryadi.

Selain dihadiri oleh masyarakat Tingkem Bersatu, Tingkem Asli, Tingkem Benyer,  Tetanyung dan masyarakat Toweren, acara ini turut dihadiri Bupati Aceh Tengah (Sabela Abubakar) beserta jajarannya, Bupati Bener Meriah (Sarkawi) beserta jajarannya, Forkopimda serta aparat kampung se-Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah. [Altana/ZR]

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.