Oleh : Fauzan Azima*
Pada tahun 2006, 13 tahun lalu, para Pimpinan GAM di lapangan pernah bertemu dengan Presiden RI, Bapak Soesilo Bambang Yodoyono (SBY) di Meuligoe Gubernur Aceh.
Pada hari ini, Minggu pagi, 27 Januari 2019 bertemu kembali dalam suasana yang berbeda, Pak SBY sendiri sudah menjadi mantan Presiden RI, tetapi tidak mengurangi rasa hormat kami kepada beliau.
Ada beberapa hal yang dibicarakan dengan Bapak SBY di Hotel Kriyad Banda Aceh, yang intinya adalah membangun ekonomi mantan kombatan kembali yang telah lama terputus serta peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terintegrasi.
Riak-riak kecil yang mengganggu masalah keamanan yang terjadi serta lahirnya kelompok-kelompok bersenjata adalah karena faktor ekonomi. Pada masa Pemerintahan Irwandi-Nazar masalah pemberdayaan dan peningkatan SDM ini seharusnya sudah clear, terapi karena terlalu lama larut dalam euforia sehingga masalah ini terlupakan.
Kita sendiri menganggap seolah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR Aceh) tidak berakhir sehingga kita berpoya-pora dengan uang yang kita dapat dengan mudah. Memang uang cukup melimpah pada masa itu, yang membuat kita lalai dalam gelimang kekayaan.
Sejak tahun 2012, sejak BRR bubar dari Aceh, rakyat Aceh mulai merasakan sulitnya mendapatkan uang. Demikian juga mantan kombatan tidak berbeda dengan masyarakat umumnya terkena imbas dari sulitnya mencari uang. Kecuali bagi segelintir orang yang dekat dengan kekuasaan yang bisa bertahan dengan kekayaan berkelanjutan.
Semoga saja pertemuan dengan Bapak SBY untuk kedua kali ini akan menjadi titik awal dari keberlanjutan pembangunan ekonomi Aceh, khususnya bagi para mantan kombatan agar tidak ada lagi riak-riak yang merusak perdamaian Aceh.
(Banda Aceh, 27 Januari 2019)