Oleh : Fauzan Azima*
Panglima Nyak Dum dalam kisah “Meriam lada sicupak” adalah orang biasa, kelebihannya hanya beliau seorang pemberani dan jujur sehingga diutus oleh Sultan Iskandar Muda membangun hubungan diplomasi dengan Kesultanan Turki Usmaniyah.
Meskipun Nyak Dum orang biasa, tetapi karena yang mengutusnya seorang sultan, maka penguasa Turki sangat menaruh hormat kepadanya. Walaupun lada yang sampai ke Turki tidak sebanyak semula karena tersesat dan terpaksa dijual untuk belanja dalam perjalanan, namun tidak mengurangi rasa hormat Sultan Turki kepada Nyak Dum beserta rombongan.
Dalam perjalanan pulang ke Aceh, Panglima Nyak Dum dan rombongan, Sultan Turki memberikan meriam yang merupakan senjata yang paling modern pada saat itu. Karena itulah kisah tersebut diabadikan dengan kisah “meriam lada sicupak.”
Salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari perjalanan Panglima Nyak Dum dan meriam lada sicupak adalah “politik membesarkan kawan”. Pada masa itu, peperangan di Negeri Malaka sedang berkecamuk dengan Portugis sehingga panglima-panglima perang Aceh dikirim ke Negeri Malaka. Sultan Iskandar Muda harus putar otak untuk membangun diplomasi karena selama ini disibukkan dengan urusan dalam negeri. Sampai tersebutlah nama Nyak Dum, orang biasa, namun agar tidak kaku, maka diutuslah bersama beliau, orang yang pinter, Syech Nuruddin Arraniri.
“Politik membesarkan kawan” sudah hampir hilang di Aceh. Bahkan kecenderungan orang Aceh membangun “Politik menjatuhkan kawan”. Siapapun yang berkuasa dan dekat dengan penguasa difitnah, dibisiki, dan dibunuh karakternya sehingga terjadi saling tidak percaya, bahkan terjadi permusuhan yang berkepanjangan.
Dulu kita sangat kompak dalam “mempemaop lawan” sehingga orang Aceh dihormati dan disegani. Sebodoh-bodoh orang Aceh paling kurang sebagai Imam kampung di negeri orang karena “Politik membesarkan kawan” adalah budaya orang Aceh sejak dulu kala.
Jangan pernah ragu membesarkan kawan. Meskipun orang yang kita besarkan tidak membalas jasa atas upaya kita, percayalah, Allah pasti membesarkan kita dengan rahasia-Nya.
(Mendale, 10 Januari 2019)