Misi Shabela Menjemput investasi Negeri Formosa

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Kabupaten Aceh Tengah dilimpahi potensi sumber daya alam yang besar, tidak hanya keindahan alam tapi juga kesuburan tanah.

Tanah yang subur telah menghidupi masyarakat yang mendiami dataran tinggi Gayo itu sejak dahulu kala, ditambah sumber air yang melimpah dari danau Laut Tawar dan beberapa aliran sungai.

Berbagai komoditi utama yang diminati dunia tumbuh di daerah berjuluk Negeri Antara ini, Kopi Arabika Gayo telah menjadi primadona sejak masa penjajahan Belanda dan sudah diekspor ke seluruh dunia.

“Kopi sudah ada jalannya sendiri, Kopi Gayo sudah terkenal dan dicari buyer luar negeri,” ungkap Bupati Aceh Tengah ketika temu pers Sabtu, 29 Desember 2018.

Menurutnya tidak semua tanah di Aceh Tengah harus dipaksa untuk ditanami Kopi, ada wilayah tertentu cocok ditanami dengan komoditi lain yang juga diminati oleh pasar dunia.

Sebut saja Alpukat, komoditi ini menarik minat perusahaan asal Taiwan, Mitagri Co, LTD untuk berinvestasi di Aceh Tengah.

“Kami sudah ketemu langsung dengan jajaran pimpinan Mitagri, dari pertemuan awal tersebut mereka berminat dan selanjutnya akan datang ke Takengon, rencananya bulan Februari 2019 nanti,” ujar Shabela.

Pertemuan dengan jajaran Mitagri sebut Shabela berlangsung disela undangan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipe untuk menghadiri Taipe Building Show 2018 yang berlangsung 13-16 Desember lalu.

Mitagri merupakan perusahaan Industri pertanian di Taiwan yang selama ini banyak mengekspor produknya ke Jepang dan untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Tidak hanya bertemu dengan Pimpinan Mitagri, Shabela memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjemput sebanyak mungkin peluang investasi dari Negeri Formosa tersebut.

Waktu yang singkat selama berada di Taiwan dimanfaatkan seefektif mungkin dengan bertemu beberapa pengusaha pertanian di Kota Taichung yang difasilitasi oleh World Trade Center Taichung.

Shabela juga menjajaki peluang komoditi Teh dengan mengunjungi pusat penelitian Teh di Kota Nantaou.

“Dulu dataran tinggi gayo juga terkenal dengan teh nya, bahkan ratu Belanda waktu itu tidak mau minum teh selain dari Gayo, karena itu mau kita kembangkan lagi tanaman teh ini,” jelasnya.

Menurut Shabela, potensi lahan yang cocok untuk pengembangan Teh di Aceh Tengah mencapai 2.000 hektar di wilayah kecamatan Atu Lintang yang memiliki ketinggian 1.800 Mdpl.

Tidak puas bertemu dengan beberapa investor, Shabela mengatakan selama di Taiwan pihaknya juga mengunjungi National Chung Hsing University dan bertemu langsung dengan Wakil Rektor, Prof. Huang Jenn Wen.

Menyahuti permintaan Shabela, pihak Universitas menyediakan beasiswa bagi yang berprestasi, dan tersedia kelas International, sehingga dengan lulus seleksi serta lancar berbahasa Inggris sudah bisa ikut kuliah.

“Terbukanya peluang bagi pemuda dan pemudi kita kuliah di universitas pertanian nomor satu di Taiwan ini juga merupakan investasi bagi daerah,” sebut Shabela optimis.

Daerah maju dan berkembang membutuhkan investasi, Shabela ke Taiwan bukan hanya promosi kopi gayo, dengan mempertemukan eksportir dan importir tapi kepentingan yang lebih besar adalah mengundang lebih banyak investasi dari Negeri Formosa.

[Rilis, MK/DM]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.