KUTACANE-LintasGAYO.co : Dalam rangka memeriahkan Festival Teknik Lingkungan UIN Ar-Raniry 2018, mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengadakan beberapa perlombaan, salah satunya Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dengan tema “Leuser For the World”.
Perlombaan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Aceh. Setelah melalui seleksi yang ketat, beberapa kelompok masuk kategori 6 besar, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Universitas Teuku Umar (UTU) dan Universitas Samudera (Unsam).
Dalam pembukaan acara, Zahrul Ichsan selaku ketua panitia menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan potensi diri, terutama di bidang menulis.
Selain itu, menurut Zahrul lagi, kegiatan ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif kepada masyarakat luas. Terutama hutan Leuser yang menjadi paru-paru dunia.
“Semoga pada kegiatan Lomba dan fieldtrip ini memberikan pembelajaran dan penggalaman baru bagi seluruh peserta,” harap Zahrul.
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan perlombaan, peserta dan panitia melanjutkan kegiatan fieldtrip ke Stasiun Penelitian Ketambe yang termasuk ke dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) pada Senin (26/11/18) hingga Kamis (29/11/2018).
Muhammad Mefan Juansyah sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Tehnik Lingkungan (HIMATK) menyampaikan tidak hanya menulis, kegiatan kali ini juga kita sertai dengan melakukan fieldtrip ke stasiun penelitian Ketambe.
Lebih lanjut, Mefan juga menjelaskan, selama berada di stasiun penelitian, mahasiswa melakukan beberapa kegiatan, seperti diskusi edukasi seputar Leuser, melakukan aksi pembersihan lingkungan dan penjelajahan hutan Leuser.
“Kegiatan ini dilakukan agar memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan, khususnya Leuser yang menjadi pemasok air bagi jutaan kepala keluarga yang terdapat di provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Serta menambah wawasan tentang lingkungan agar mahasiswa terus menyuarakan pentingnya menjaga hutan, minimal dengan tulisan-tulisan yang dimuat di media sehingga pesan-pesan tentang keadaan Leuser dan ajakan untuk menjaga hutan Leuser akan dibaca dan diketahui oleh ribuan pasang mata yang membacanya,” pungkas Mefan. [Ayuniara/ZR]