TAKENGON-LintasGAYO.co : Bertempat di pusat Kota Takengon, SMAN 1 Takengon merupakan sekolah tertua di bumi Reje Linge itu. Tak ayal, sekolah ini tetap menjadi pilihan bagi orang tua yang ingin melanjutkan pendidikan dari anak-anaknya, meski kondisi sekolah ini sangat sempit.
Kepala SMAN 1 Takengon, Drs. Khalidin, M.Pd, Kamis 18 Oktober 2018 mengatakan, sangking sempitnya, kini sekolah yang dipimpinnya itu darurat lahan parkir.

“Kondisinya sudah sangat urgen, semua halaman terpakai untuk tempat parkir, hanya sedikit yang tersisa untuk tempat bermain. Kondisi ini bisa lebih buruk, saat terjadi gempa seperti siang tadi, ruang gerak yang terbatas karena halaman dipenuhi kenderaan,” kata Khalidin.
Pihaknya bukan tanpa solusi mengatasi permasalahan ini. Khalidin mengatakan, sudah memberitahukan kepada orang tua/wali, untuk tidak memberikan izin kepada anaknya membawa sepeda motor ke sekolah. Peraturan ini, ditujukan kepada siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah.
“Peraturan ini tidak diindahkan oleh siswa. Mereka (siswa) tetap membawa kenderaannya ke sekolah. Kita tak dapat menahan,” ungkapnya.
Kemudian, pihak sekolah katanya lagi, membuat aturan lain, siswa yang terlambat hadir tak lagi diizinkan memarkir kenderaan di dalam sekolah.
“Ternyata banyak siswa memarkir kenderaan di luar halaman sekolah yang tak bisa kami pantau, dari parkir liar dan kerusakan-kerusakan yang muncul. Karena pihak sekolah tidak mengkondisikan adanya parkir di luar halaman sekolah. Security, hanya memantau kenderaan yang diparkirkan di dalam sekolah,” tegasnya.
Menanggapi keluhan sempitnya lokasi dan darurat lahan parkir, Khalidin berujar pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk dapat membebaskan lahan ke sebelah timur (eks Kantor Penerangan) menjadi milik SMAN 1 Takengon.
“Pada saat koordinasi dengan Pak Bupati Aceh Tengah, beliau telah merespon positif untuk membebaskan lahan tersebut menjadi milik SMAN 1 Takengon. Kami masih mengharapkan, agar pembebasan lahan itu segera terealisasi. Lahan ini, bukan hanya digunakan sebagai lahan parkir, tapi juga untuk sarana lainnya yang dianggap urgen,” tandas Khalidin.
[Darmawan]