Kerja Catering; Perbaikan Gizi Mahasiswa

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni

Sebagian masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar menggunakan jasa boga (catering) dalam mengadakan pesta pernikahan atau pesta-pesta lainnya, catering menyediakan secara lengkap segala menu makanan mulai dari nasi hingga lauk-pauk bahkan piring-piring disediakan langsung oleh jasa catering.

Para pelayan catering atau bahasa kerennya waiter pun dengan profesionalitas menjalankan tugasnya untuk melayani tamu-tamu undangan.
Dari beberapa usaha catering di Banda Aceh menggunakan para pelayan catering (waiter) dari kalangan mahasiswa, oleh karena itu sebagian mahasiswa menggunakan hari weekend (akhir pekan) bekerja sebagai pelayan catering untuk mengisi hari libur. Para pelayan catering mempersiapkan segala kebutuhan tamu undangan mulai dari piring, nasi, lauk-pauk dan makanan-makanan kecil lainnya. Tidak hanya itu, setelah tamu undangan selesai makan maka piring-piring kotor yang berada di kolong-kolong kursi diambil dan dikumpulkan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang masih menempel di piring.

Kerja sebagai pelayan catering di akhir pekan ibarat perbaikan gizi bagi mahasiswa, perbaikan gizi tersebut ada dua. Pertama, perbaikan gizi dalam hal keuangan. Disaat uang dalam dompet menipis maka diselamatkan oleh kerja catering sehingga bisa menikmati secangkir kopi di malam harinya atau keperluan-keperluan lainnya yang mendesak dan tak perlu lagi meminjam uang dari kawan.

Kedua, perbaikan gizi yang kedua ini merupakan perbaikan gizi paling utama karena mengisi isi perut dengan berbagai macam aneka makanan yang tersedia di pesta pernikahan, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat tersedia dengan lengkap dan apapun bisa dinikmati dengan sepuasnya selama perut masih bisa terisi. Namun, bagi para pelayan catering tidak bisa berleha lama-lama menikmati segala makanan yang tersedia karena tugas utama adalah melayani tamu undangan dengan sebaik-baiknya bahkan sekedar makan atau minum saja harus melihat keadaan dan kondisi ketika tamu undangan tidak lagi dalam keadaan ramai.

Kerja catering merupakan pekerjaan paruh waktu bagi mahasiswa dan pekerjaan ini telah terbiasa dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang bekerja sebagai pelayan catering, rasa persatuan dan persaudaraan terlihat karena ketika bekerja tidak ada yang bersantai-santai dan sudah tahu apa yang harus dikerjakan tanpa dikomandoi atau diperintah walaupun dilapangan ada yang mengontrol pekerjaan tersebut.
Saya sudah beberapa tahun ikut bekerja sebagai pelayan catering di beberapa catering yang ada di Banda Aceh, saya memberikan apresiasi kepada kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari Aceh Selatan karena mayoritas pelayan catering berasal dari mahasiswa Aceh Selatan sementara mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari daerah lain hanya terlihat beberapa orang saja yang tidak begitu dominan bahkan link-link atau informasi pekerjaan tersebut begitu kuat antar sesama mereka.

Mungkin ada sebagian mahasiswa dari daerah lain yang belum familiar di telinga bekerja sebagai pelayan catering di tempat-tempat pesta yang digunakan oleh jasa catering atau masih ada rasa gengsi dan tidak percaya diri bekerja sebagai pelayan catering, mengambil piring-piring kotor di kolong-kolong kursi, membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di piring, di sore harinya mencuci piring dan segala perlengkapan catering itulah pekerjaan-pekerjaan sebagai pelayan catering.

Saya sendiri kalau tidak berkenalan dengan mahasiswa Aceh Selatan maka bekerja di catering mungkin tidak pernah terdengar ditelinga, pesta pernikahan yang ada di gedung maupun di rumah dengan menggunakan jasa catering ternyata pelayan-pelayan catering tersebut adalah mahasiswa yang mana dengan pekerjaan catering ini sangat membantu mahasiswa khususnya dalam hal perbaikan gizi keuangangan di akhir pekan. []

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.