Orang Tua yang Menyesatkan Anak Cucunya

oleh
Fauzan Azima.(dok.LG.co)

Oleh : Fauzan Azima*

Dunia ini panggung sandiwara. Apa yang terjadi kemarin, hari ini dan esok sudah diskenariokan. Sekarang bergantung kepada kita untuk memilih menjadi figuran, pemeran utama atau sutradara.

Walaupun jalan selamat telah dituntun oleh sutradara berdasarkan skenario telah lurus, namun di ujung jalan banyak cabang jalan menuju segala penjuru. Dari sekian banyak jalan, hanya satu yang benar.

Orang tua kita dahulu tidak bermaksud menyesatkan anak cucunya, tapi mendidiknya agar berfikir keras untuk memahami jalan cerita panggung sandiwara dengan sempurna.

Teuku Umar Johan Pahlawan berdarah Minang (1854-1899) mengungkapkan semangat perlawanan kepada Penjajah Belanda dengan ungkapan; “Udep saree, mate syahid,” (Hidup bahagia, mati syahid).

Ungkapan orang tua kita itu, Teuku Umar adalah test case bagi anak cucunya, apakah menelan mentah-mentah kalimat tersebut atau mentafakurkannya lebih dalam dan akhirnya yang benar adalah “Udep saree, mate udep,” (Hidup bahagia, mati hidup).

Buktinya adalah Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 169; “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.”

Demikianlah cara orang tua kita memberikan pengajaran yang kalau tidak kita fikirkan lebih dalam maka akan mengalami kebuntuan dalam mengarungi hidup dan kehidupan.

Fikiran tidak boleh dimanjakan dengan menerima apa adanya ungkapan orang tua kita, akan tetapi kita harus Iqro (IQ rotation) atau putar otak agar faham panggung sandiwara secara paripurna.

(Mendale, 26 Agustus 2018)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.