Anak Berkebutuhan Khusus Juga Dapat Berprestasi

oleh

Oleh : Fina Rugaiya, Skd

Perkembangan manusia merupakan perubahan yang berkelanjutan dan berlangsung terus- menerus. Keberhasilan dalam mencapai suatu tahap perkembangan sangat menentukan keberhasilan dalam tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan, apabila ditemukan adanya satu proses perkembangan yang terhambat, terganggu dan kemudian dibiarkan maka untuk selanjutnya sulit mencapai perkembangan yang optimal.

Tidak setiap anak mengalami perkembangan normal. Banyak diantara mereka yang perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus.
Menurut Ganda Sumekar (2009:2) Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial, sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus. Seperti yang kita ketahui anak berkebutuhan khusus berbeda dengan rata-rata anak normal umumnya, dalam hal fisik, seperti kelainan pada indra pendengaran (tunarungu), kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), kelainan pada fungsi organ bicara (tunawicara), kelainan pada sistem saraf, kelainan anggota badan akibat pertumbuhan yang tidak sempurna dan lain-lain.

Selanjutnya dalam mengalami kelainan mental, seperti memiliki gangguan kemampuan berpikir secara kritis. Selanjutnya mengalami kelainan dalam hal karakteristik perilaku sosialnya, seperti mereka yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan, tata tertib, norma sosial, dan lain-lain (Efendi,2006).
Masalah yang mereka hadapi berbeda-beda, walaupun ada kesamaan yang dirasakan oleh mereka, ini merupakan sebagai dampak keberkebutuhan kekhususan (Amin, 1995) meliputi: masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, masalah penyesuaian diri, masalah kesulitan belajar, masalah gangguan kepribadian dan emosi, masalah pemanfaatan waktu luang.

Bagi orang tua, memiliki anak berkebutuhan khusus menjadi sebuah peristiwa hidup yang tidak terduga dan tidak dapat diantisipasi dimana hal ini mengarahkan mereka pada pengalaman yang dianggap traumatis (Seligman & Darling, 1997). Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus mengalami kelelahan karena tuntutan pengasuhan tambahan secara sosial dan terbebani biaya finansial pengasuhan mungkin mengalami kesulitan yang lebih besar (Blacher & Baker, dalam Martin & Colbert, 1997). Orang tua anak berkebutuhan khusus memiliki tanggung jawab lebih dibandingkan orang tua anak normal. Tanggung jawab tersebut antara lain dalam mengajarkan dan menasihati anak, mengatur dan mengobservasi tingkah laku anak, menghadapi anak lain dan orang lain di lingkungannya, berhubungan dengan sekolah dan komunitas, berpartisipasi dalam rencana pendidikan, dan membantu menetapkan tujuan yang realistis (Heward, 1996).

Anak berkebutuhan khusus yang memperoleh dukungan sosial yang baik dari lingkungannya mampu menunjukkan prestasi tak kalah gemilang baik dalam bidang pendidikan formal maupun keterampilan sehingga anak tersebut mampu mandiri dalam kehidupannya (Walinono, 1999). Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Zaenal Arifin 2012:3). Prestasi juga diperluikan untuk anak berkebutuhan khusus agar mereka tidak merasa berbeda dengan anak normal lainnya, agar mereka juga memiliki masa depan yang cerah, karena mereka juga merupakan generasi bangsa yang perlu diperhatikan. Sementara itu, Prof Koentjoro, selaku Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan bahwa anak berkebutuhanh khusus memiliki potensi yang bila dimaksimalkan akan lebih melejit ketimbang anak lain pada umumnya, maka anak-anak berkebutuhan khusus tidak boleh dianggap sebagai generasi yang hilang ataupun anak yang tidak berguna dan menjadi beban karena pada kenyataannya tidak sedikit akan-anak berkebutuhan khusus yang mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa.

Bentuk-bentuk prestasi yang diraih anak berkebutuhan khusus juga bervariasi, mereka menampilkan berbagai bakat kepada publik, seperti penampilan Dedi Mizwar dari SDLB A-N Banyuwangi yang menjuarai lomba bercerita tingkat nasional. Ia begitu mahir menirukan berbagai karakter suara yang dirangkai dengan cerita legenda. Selain itu seperti yang dilakukan oleh Yusuf Kridiyanto dari SMPN 5 Banyuwangi yang dengan berbagai keterbatasannya, mampu melukis. Masih banyak lagi anak berkebutuhan khusus berbakat, mereka bisa menunjukkan hal tersebut, dan masyarakat bisa menyaksikan kemampuan terbaik mereka.

Jadi alasan mengapa anak berkebutuhan khusus berprestasi adalah karena dukungan dari orang tuanya, Jika anak dengan kebutuhan khusus menerima dukungan yang baik dari orangtua atau lingkungan sekitarnya, maka anak dapat berkembang lebih baik sesuai kemampuan yang dimilikinya. Sikap orang tua, keluarga, teman sebaya, teman sekolah, dan masyarakat pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak. Anak berkebutuhan khusus memerlukan perlakuan yang wajar, bimbingan, pengarahan, belajar bersosialisasi dan bermain dengan teman seusianya, agar mendapat peluang dan kesempatan yang lebih luas untuk belajar tentang pola-pola perilaku yang dapat diterima, sehingga tidak menghambat perkembangan sosialnya.

*Mahasiswa Prodi Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiahkuala

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.