TAKENGON-LintasGAYO.co : Reje Lot Kala, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, Kurnia Gading mengaku dalam beberapa bulan terakhir aliran sungai yang mengalir di kampung tersebut yang mengarah langsung ke Danau Lut Tawar, mulai terlihat sampah yang dibuang oleh warga.
“Aliran sungai ini melewati beberapa kampung. Lot Kala menjadi Kampung terakhir yang dilintasi sebelum aliran air masuk ke danau. Kami sangat prihatin dengan kondisi sampah yang semakin hari semakin banyak yang dibuang ke sungai,” kata Kurnia Gading, Selasa 27 Maret 2018.
Gading pun tak mau menyalahkan masyarakat dalam hal ini. Menurutnya, kurangnya edukasi kepada warga Aceh Tengah tentang pengelolaan sampah menjadi salah satu penyebab.
“Selama ini konsep pengelolaan sampah di Aceh Tengah masih sebatas buang ke tempat sampah, antar dan buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Itupun tempat sampah disini kami rasa masih sangat jauh dari kata cukup. Masih banyak daerah yang belum tersedia tempat sampah,” tegas Gading.
Ia menyarankan agar Pemkab Aceh Tengah melalui Dinas terkait memikirkan langkah konkrit terkait penanganan sampah ini. “Perlunya edukasi kepada masyarakat, tentang cara pengolahan sampah menjadi alternatif. Kami (Lot Kala) sudah membuktikannya. Warga Lot Kala kini sudah sangat sadar. Tidak ada sampah yang terbuang. Karena ada nilai ekonomisnya juga. Bank Sampah Lot Kala, sejauh ini masih menerima sampah anorganik dengan sembako dan lain sebagainya. Sedangkan sampah organik, kita tidak punya lahan dan peralatan untuk mengolahnya,” kata Gading.
Seharusnya, lanjut dia lagi, Lot Kala dapat menjadi role model untuk menjadi motivasi pemerintah dalam pengelolaan sampah. “Kami ingin ada edukasi yang baik. Jika hanya konsep buang, antar dan buang ke TPA, saya kira hal akan menjadi masalah. TPA Uwer Tetemi sekarang ini hampir tak lagi dapat menampung. Akhirnya buat TPA baru, tentu hal ini bukan menjadi solusi,” tandas Gading.
[Darmawan Masri]