JAKARTA-LintasGAYO.co : Menanggapi wacana Pemerintah Pusat lewat Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang ingin berinvestasi di tanah wakaf Baitul Asyi yang diwakafkan ulama asal Bireuen, Habib Bugak di Arab Saudi, ahli hukum tata negara Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra siap membantu masyarakat Aceh menyelesaikan masalah ini.
“Keberadaan masyarakat Aceh sebagai kesatuan masyarakat hukum adat yang masih eksis, dituangkan dengan jelas baik dalam UU Tentang Nanggroe Aceh Darussalam maupun dalam UU Pemerintahan Aceh yang berlaku sekarang. Inilah dasar keberadaan Wali Nanggroe yang menjadi simbol adat dan budaya Aceh,” jelas Yusril menanggapi pertanyaan LintasGAYO.co, Senin 12 Maret 2018.
Menurutnya, kalau itu merupakan tanah wakaf yang diserahkan oleh pewakaf dengan niat yang dilafazkan untuk kepentingan orang Aceh, dan sepanjang keberadaannya tanah tersebut dikelola oleh nazir yang telah berganti generasi namun tetap dimanfaatkan untuk tujuan semula. “Maka menurut pendapat saya niat asal dari muwakif tetaplah harus berlaku. Artinya kemanfaatan tanah itu tetaplah untuk kepentingan orang Aceh yang menunaikan ibadah haji dan ibadah-ibadah lainnya,” katanya.
Dikatakan lagi, pada waktu wakaf diikrarkan, kesultanan Aceh masih eksis, kemudian runtuh akibat perang dengan Belanda. Indonesia kemudian berdiri dan wilayah Aceh menjadi bagian dari wilayah RI. “Pergantian kekuasaan politik di Aceh, dalam pandangan saya, tidaklah menggugurkan niat dan ikrar muwakif semenjak awal bahwa tanah yang diwakafkan adalah untuk kepentingan orang Aceh, terlepas dari kekuatan politik mana yang berkuasa di Aceh,” tegas Yusril.
Yusril pub nenyatakan siap membantu masyarakat Aceh menyelesaikan masalah ini. “Saya sekarang sedang berada di Papua Barat. Jika ada waktu yang cukup, saya akan bahas masalah wakaf ini agak mendalam, baik dari sudut hukum Islam maupun dari sudut hukum Indonesia. Saya siap membantu masyarakat Aceh menyelesaikan masalah ini, sebagaimana di waktu-wakru yang lalu saya tidak pernah absen membantu masyarakat Aceh sebagai amanat langsung Alm Tengku Daud Beureuh kepada saya, dan juga amanat guru saya Alm Prof Osman Raliby,” tandasnya.
[Red]