Scraps of Hope, Perdamaian Aceh di Tanoh Gayo

oleh

REDELONG-LintasGAYO.co : 15 tahun sudah perdamaian antara GAM dan Republik Indonesia, paska ditandatanganinya MoU Helsinky. Tapi, kenyataannya masih banyak para korban konflik Aceh yang tidak terpantau oleh Pemerintah.

Demikian disampaikan salah seorang sastrawan Aceh, Zubaidah Djohar saat diskusi dan nonton film scraps of hope (memori dari harapan) Perdamaian Aceh di Taboh Gayo, Minggu 11 Februari 2018 di Cafe Komatiga, Redelong, Bener Meriah.

Penulis buku puisi Pulang Membawa Lupa yang juga asisten dari peneliti dan sineas asal Finlandia, Mariana, dimana keduanya telah menelitian keadaan masyarakat Aceh paska konflik ini mengatakan, perlu penguatan psikologis dari masyarakat korban konflik.

“Karena masih banyak keadaan-keadaan seperti ini yang masih mengikis psikologi masyarakat. Dari itu, kita sebagai masyarakat yang paham dan saadar akan keadaan ini ubtuk terus menyerukan keadaan korban, agar psikis mereka (korban konflik) dapat segera pulih,” katanya.

Pantauan LintasGAYO.co, diskusi dan nonton film scrop of hope ini, pada intinya adalah menceritakan seorang rakyat kecil,dimasa kelam sangat pahit dari peristiwa-peristiwa yang terjadi masa konflik Aceh berkecamuk.

Diskusi ini juga diikuti, puluhan peserta dari Komunitas Kijang Toyota Gayo Club (Kitoga), anggota DPRK Bener Meriah Tgk Amin dan Komisi Kebenaran Rekontruksi Aceh (KKRA).

[Junaidi/DM]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.