Kampung Pante Karya, Daerah Bekas Konflik yang Terabaikan

oleh
Kondisi Jalan Menuju Kampung Pante Karya. (Ist)

Oleh : Ramidi, SE*

Kondisi Jalan Menuju Kampung Pante Karya. (Ist)

Ketika konflik berkecamukan di Aceh, khususnya di Tanoh Gayo. Ribuan penduduk mengungsi, meninggalkan rumah dan perkebunan kopi yang merupakan tumpuan hidup mereka. Ada yang hanya membawa baju yang melekat dibadan saja.

Sudah 12 tahun berlalu peristiwa memilukan itu berlalu. Rakyat Aceh menikmati perdamaian, tapi masih ada sebahagian kecil daerah yang masyarakat, juga sampai saat ini belum bisa kembali ke daerah asalnya seperti daerah-daerah konflik lainnya yang ada di Aceh.

Salah satu daerah yang sampai saat ini masih belum normal, artinya belum bisa mereka tempati seperti sebelum terjadinya konflik, yaitu Kampung Pante Karya, yang terletak di Kecamatan Gajah Putih, Kabupaten Bener Meriah.

Semasa konflik berkecamuk, mereka mengungsi turun ke Kampung Umah Besi, karena di Kampung mereka, sudah tidak aman lagi. Status mengungsi itu terus berjalan sampai saat ini.

Menurut Abdu Salam, Kepala Dusun Karya B Kampung Pante Karya, para pengungsi itu sangat ingin kembali ke Pante Karya. Namun, saat ini kondisi jalan tengah rusak, tidak memungkinkan untuk mereka (para pengungsi) kembali ke kampung asal.

“Apalagi anak-anak mereka semua sudah bersekolah, yang tidak mungkin mereka lintasi pulang pergi dengan kondisi jalan yang buruk,” katanya, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dia menambahkan, sebahagian besar warga kampung itu, menetap di Kampung Umah Besi, tapi ber-KTP kampung Pante Karya.

“Kami mohon kepada pemangku kebijakan di daerah ini agar memperhatikan kondisi jalan menuju kampung kami ini, agar kami bisa kembali menetap kembali normal disana seperti dulu,” katanya.

Sementara salah seorang warga, Aman Qoyyim mengatakan, sebahagian besar warga kampung Pante Karya yang tinggal di Umah Besi masih menjalankan rutinitas mereka sehari-hari sebagai petani. Mereka berangkat ke kampung Pante Karya untuk mengurus kebun kopi yang merupakan sumber penghasilan hidup mereka.

“Sore mereka pulang ke Kampung Umah Besi lagi, yang berjarak lebih kurang 10 KM. Mereka kebanyakan masih menyewa rumah di kampung Umah Besi,” katanya.

Dalam waktu yang bersamaan, Ketua BPK Kampung Pante Karta, Aman Jusmar, mengatakan, pihaknya sudah sering mengusulkan kondisi jalan yang rusak itu kepada pemerintah. Namun, hingga sekarang belum terealisasi.

“Semoga di era gubernur dan Bupati Bener Meriah yang baru ini, bisa mengakhiri penderitaan warga kampung Pante Karya, yang sampai saat ini warganya masih banyak berstatus mengungsi di Kampung Umah Besi,” tandasnya.

Atas hal itu, seolah kampung bekas konflik ini masih terabaikan.

* Warga Kampung Pante Karya, Kecamatan Gajah Putih Kab. Bener Meriah.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.