Javlec Gelar Pelatihan Menderes Getah Pinus di Gayo Lues

oleh
Foto : Ist
Foto : Ist

BLANGKEJEREN-LintasGAYO.co: Yayasan Java Learning Center (Javlec) Gayo Lues hari ini Rabu (27/12) menggelar pelatihan sekaligus peraktek menderes getah pinus bagi warga Sentang dan Bustanussalam di Menasah Sentang.

Dalam pelatihan tersebut Javlec mengundang KPH wilayah V dan perwakilan dari PT Kencana Hijau Bina Lestari (KHBL) yang beroperasi di Pinang Rugup, Kecamatan Rikit Gaib.

Koordinator lapangan Javlec Gayo Lues, Rizki Murti dalam acara tersebut menjelaskan, pelatihan ini sebagai rangkaian program Javlec tentang perhutanan sosial melalui skema kemitraan kepada masyarakat Sentang dan Bustanussalam yang masuk sebagai desa dampingan mereka di Gayo Lues tentang Pengelolaan Hutan Kolaburatif Berbasis Potensi Lokal yang sudah berjalan sejak awal tahun 2017 lalu dengan dukungan USAID Lestari.

“Javlec berperan menjadi fasilitator bagi warga Sentang dan Bustanussalam dengan PT KHBL berharap agar warga Sentang dan Bustanussalam kedepan turut mendapatkan manfaat dari kehadiran PT KHBL dan mampu memaksimalkan potensi yang ada khususnya getah pinus dalam rangka meningkatkan perekonomian warga yang berwawasan lingkungan,” terang pria yang akrab dipanggil Boim ini.

Sementara itu, perwakilan PT KHBL Gayo Lues Riduan menjelaskan, hingga saat ini PT KHBL masih kekurangan tenaga penderes atau belum mencapai target. Sehingga pihaknya harus menerima hampir 500 orang tenaga penderes yang berasal dari pulau Jawa, terang Riduan.

“Sangat disayangkan, orang yang jauh dari pulau Jawapun bersedia datang ke Gayo Lues karena mengingat prospek menderes ini sangat baik, namun kita sebagai tuan rumah hanya sebagai penonton saja, ungkap Riduan.

Lanjut Riduan, untuk upah menderes adalah sebesar Rp. 5.200 per kilogram getah, ditambah Rp. 300 per kilogram untuk pemilik tanah, dan Rp. 100 per kilogram untuk pendapatan kampung. Jadi, jika pemilik lahan yang langsung menderes, ia akan dibayar sebesar Rp. 5.500 per kilogramnya, rinci Riduan.

Riduan menambahkan, pihaknya hanya menerima getah pinus bagi penderes yang sudah mendaftar ke PT KHBL untuk menghindari terjadinya hal-gal yang tidak diinginkan.

Setelah warga mendaftar, tim survey akan turun untuk memastikan lahan. Jika sudah disetujui, pendaftar akan diberikan alat secara gratis untuk kebutuhan menderes.

“Cara mendaftarnya juga tidak sulit, hanya cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja,” jelas Riduan.

Riduan mengaku, selama ini pihaknya sudah semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, namun ia juga menyadari, keterbatasan komunikasi di Gayo Lues membuat pihaknya sedikit kesulitan, lain lagi dengan maraknya informasi yang negatif dari seseorang atau sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.

“Kami sangat berharap, masyarakat Gayo Lues sebagai pemilik Negeri Seribu Bukit ini bisa menjadi yang utama dalam menerima manfaat PT KHBL. Hampir 70 % Wilayah Gayo Lues dipenuhi pohon pinus dan sudah diakui sebagai salah satu pinus dengan kualitaa getah terbaik di dunia. Ayo kita ambil kesempatan ini sebaik mungkin,” ajak Riduan.

Sembari menambahkan bahwa banyak isu yang mengatakan jika pohon pinus yang dideres akan berpotensi mati,”Ini isu yang tidak benar, asalkan dideres sesuai dengan aturan, pohon dijamin tidak akan mati, kecuali kalau ditebang itu baru mati,” canda Riduan disambut tawa peserta.

Sementara itu di tempat yang sama, Perangkat Desa Sentang Zainal menguvapkan terimakasih kepada Javlec yang sudah memfasilitasi pertemuan mereka dengan PT KHBL.

“Kita sudah sepakat, pemuda Sentang dan Bustanussalam akan membentuk sebuah kelompok untuk didaftarkan sebagai penderes di PT KHBL. Semoga berjalan lancar,” timpal Zainal.

(Supri Ariu)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.