TAKENGON-LintasGayo.co: Tampaknya Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah tidak ingin menyia-nyiakan waktunya selama berada di wilayah Gayo, tiga hal penting yang harus dipastikan adalah penyelesaian Rumah Sakit Regional Datu Beru di Aceh Tengah, penanganan konflik Gajah di Bener Meriah, dan rapat persiapan percepatan pembangunan wilayah Gayo dan Alas yang melibatkan 4 Kabupaten di Aceh Tengah.
“Percepatan Pembangunan Wilayah Gayo dan Alas itu instruksi dari Bapak Presiden kita Joko Widodo,” kata Nova Iriansyah ketika membuka “Festival Panen Kopi Gayo dan Jazz” di kampung Rawe, Aceh Tengah, Sabtu 16 Desember 2017 kemarin.
Pada kesempatan kunjungan ke rumah sakit regional datu Beru bersama Bupati Aceh Tengah Nasaruddin, Nova menekankan supaya pembangunannya harus dikawal dan serius, tepat waktu dan maksimal.
“pada tahun 2019 mendatang Rumah sakit Regional di Aceh, khususnya Aceh Tengah harus sudah mulai operasional, sehingga harus dikerjakan dengan cepat dan tidak bertele-tele,” kata Nova Iriansyah saat mendatangi pembangunan Rumah sakit Regional Datu Beru di Kampung Pegasing, Toa, Aceh Tengah, Sabtu Siang.
Dalam kunjungan ke Rumah sakit regional selain ditemani Pak Bupati, Nova juga didampingi Anggota DPR Aceh Alaidin Abu Abbas dan Iskandar Daod.
Mengatasi Konflik Gajah dan Manusia
Terkait persoalan Gajah yang kerap menjadi bumerang bagi masyarakat di Bener Meriah, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Bupati Bener Meriah dan Wakil Bupati Syarkawi melakukan dialog langsung dengan pihak yang terkait untuk mendapatkan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang.
“Saat sekarang yang paling penting mempersiapkan program jangka pendek dan menengah untuk menanggulangi konflik Gajah dan manusia, bagaimana supaya Gajah tidak lagi memasuki perkampungan warga, menggiringnya ke habitatnya dan tidak sampai menganggu warga lainnya yang biasa dilaluinya Gajah di Bener Meriah, Aceh Timur, Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen,” kata Nova Iriansyah di Bener Meriah.
Kata Nova, pada program menegah saat ini dianggap masih ada bocor-bocornya tempat keluar masuknya Gajah yang fasilitasnya harus dibangun.
“Nanti tim teknis Pak Bupati akan menghitung dimana tempatnya, berapa jumlah konstruksinya, bagaimana modelnya, berapa biayanya, semua harus dikerjakan dengan cepat. Kebutuhan seperti alat berat bisa dipakai milik provinsi,” jelas Nova.
Sedangkan untuk Jangka pendeknya–lanjut Nova–tim teknis bapak bupati bersama BSKDA dan anggotanya akan menyusun strategi penggiringan, namun tentu sifatnya sementara hingga gajah keluar dari pemukiman warga.
“Jangka pendek ini akan didukung jangka menegah dan jangka panjangnya dengan melibatkan pusat,” jelasnya.
Dikatakan juga, penggiring tersebut jangan sampai menganggu ke pemukiman lainnya. Itu sebabnya jangka pendek dikerjakan sambil menyelesaikan konsep menengahnya.
“Yang jelas jangan sampat menganggu pemukiman lain di kabupaten lain,” Demikian Nova.
Dalam dialog tersebut juga disepakati apabila BKSDA akan membuat lokasi lalu lalang gajah seluas lahan 20 hektar, ini salah satu program menegah dan panjang.
Pada rapat Penanggulangan Konflik Gajah Nova Iriansyah didampingi Anggota DPR Aceh Alaidin Abu Abbas dan Kelapa Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan Aceh.(js)