Saatnya Caleg Tebar Pesona Cinta

oleh
Husaini Muzakir Algayoni

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

“Pesona itu memikat hati. Seperti halnya kelopak bunga yang terkembang dan terbuka oleh kehangatan serta cahaya matahari, kita juga terbuka dan terpikat oleh pesona. Pesona bertindak sebagai penarik besar, menarik kita ke arah sumber magnetnya.” (Thokoza).

Husaini Muzakir Algayoni

Salah satu pekerjaan yang kurang mendapat simpatik dari masyarakat adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat, korupsi serta janji palsu yang dijanjikan kepada masyarakat menjadi sandungan sehingga pekerjaan ini sering di bully oleh rakyatnya sendiri. Padahal anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah suara rakyat itu sendiri karena dipilih oleh suara rakyat tapi entah kenapa pekerjaan ini terus dihantui dengan ocehan-ocehan nyeleneh.

Walaupun pekerjaan ini kurang mendapat simpatik dari masyarakat namun anehnya pekerjaan ini menjadi pekarjaan yang banyak diburu oleh orang baik itu dari kalangan masyarakat biasa, tokoh, pengusaha, yang berduit dan tentu saja dari politisi itu sendiri. Berbicara masalah caleg, caleg lagi-caleg lagi sepertinya genderang telah dimulai menuju istana penuh dengan lobi.

Pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat memang masih lama namun bagi para politisi itu bukanlah waktu yang lama karena agenda yang ada dalam pikiran mereka hanyalah pemilihan dan pemilihan, seperti salah satu perkataan yang selalu menempel dipikiran penulis adalah perkataan Thomas Jefferson “Politikus memikirkan pemilihan yang akan datang sementara negarawan memikirkan generasi yang akan datang.” Kita ini memilih Politikus atau Negarawan, sepertinya begitu susah mencari negarawan di saat politik penuh pragmatis dan gila jabatan.

Citra buruk yang menimpa anggota Dewan Perwakilan Rakyat harus menjadi tantangan bagi calon-calon legeslatif yang akan maju dipemilihan yang akan datang, para calon harus memutar otak agar bisa disenangi oleh masyarakat tanpa ada mahar pragmatis yaitu politik uang sehingga masyarakat cerdas dalam berdemokrasi begitu juga para caleg bisa menerapkan sistem demokrasi yang bermartabat dan bermoral.

Secara umum masyarakat masih ambisius dengan uang sesaat tanpa memikirkan nasibnya lima tahun kedepan, memilih orang yang berduit tanpa memikirkan kualitas orang tersebut; apakah layak menjadi seorang Dewan Perwakilan Rakyat atau hanya mengandalkan uang semata. Oleh karena itu, sudah saatnya para caleg untuk meninggalkan iming-iming uang, masyarakat hanya membutuhkan perhatian serius bukan hanya saat pemilihan saja.

Pesona dari Seorang Caleg

Sebuah cerita singkat yang menarik dari buku Brian Tracy dan Ron Arden dalam bukunya yang berjudul “The Magic Of Charm”. Cerita singkat ini di alami sendiri oleh Ron Arden. Sore itu saya melihat Nicky dan Ivan saling berbicara dan saya memperhatikan istri saya yang biasanya berkepala dingin tampak terpesona oleh Ivan. Saya berpikir, “ada apa ini ? dia bertingkah seperti ABG.” Rasa cemburu yang irasional menyengat saya dan saya bergegas untuk bergabung dengan mereka.

Tak lama setelah itu, saya bertanya kepada Nicky, “apa yang begitu menarik tentang Ivan sehingga kau tampak terpikat olehnya ?”

Istri saya berpikir sejenak dan berkata, “ketika dia berbicara padamu, seolah-olah kau sedang berada dalam kepompong bersamanya. Baginya, tidak ada orang lain di dunia ini selain kau. Dan ketika dia mendengarkan seolah-olah setiap kata yang kau ucapkan begitu penting dan memerlukan perhatian sepenuhnya.”

Dari cerita singkat tersebut dapat kita ambil dua kalimat yang menarik yaitu:

– Ketika dia berbicara padamu, seolah-olah kau sedang berada dalam kepompong bersamanya. Baginya, tidak ada orang lain di dunia ini selain kau.

– ketika dia mendengarkan seolah-olah setiap kata yang kau ucapkan begitu penting dan memerlukan perhatian sepenuhnya.

Dengan kalimat tersebut istri Ron Arden yaitu Nicky terpesona dengan sikap Ivan yang memancarkan pesona sehingga hati Nicky terpikat dengan Ivan.

Dari cerita dia atas ada aura pesona yang membuat seseorang terpikat. Begitu juga dengan caleg jika ingin memikat hati masyarakat maka munculkan pesona yang anda miliki bukan dengan iming-iming uang untuk memikat hati masyarakat. Pesona cinta dari seorang pemimpin bisa saja tersentuh bagi siapapun karena selama ini perhatian berupa cinta telah hilang kepada masyarakat karena terkikis dengan kepentingan kelompok sendiri serta urusan perutnya sendiri.

Pesona itu memikat hati. Seperti halnya kelopak bunga yang terkembang dan terbuka oleh kehangatan serta cahaya matahari, kita juga terbuka dan terpikat oleh pesona. Pesona bertindak sebagai penarik besar, menarik kita ke arah sumber magnetnya.” (Thokoza). Begitu besar efek dari pesona, bagi orang yang memilki pesona akan diterima oleh masyarakat dengan baik. Tidak perlu dengan cara-cara suap atau politik uang untuk mendekati masyarakat karena pesona cinta akan mengalahkan nafsu pragmatis tersebut.

Perjuangan suci telah di nodai

Perjuangan gagah berani telah dikotori

Akibat ulah anak bangsa yang korupsi

*Penulis: Kolumnis LintasGAYO.co

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.