Oleh : Junaidi
FENOMENA alam tampaknya menjadi hiasan dalam kehidupan dunia fana ini sehari-hari. Perjalanan waktu yang ditempuh, tentu ada sisinya yang luarbiasa. Pasalnya kejadian dan fakta seakan menoleh menampakkan kepada manusia, sehingga menjadi pristiwa yang heboh. Sesuatu yang baru terjadi pada alam merupakan bentuk yang sering terjadi di bumi ini atas hak dan kekuasaan ciptaan-Nya. Wisata Pucoek Krueng ini salah satu diantaranya.
Pucoek Krueng adalah nama dari bahasa Aceh yang berarti “Hulu, sungai atau pucuk sungai”. Dikatakan Pucoek Krueng, karena air yang mengalir bersumber dari sana. Objek wisata ini memang berada disebuah hutan tepatnya di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Fenomena yang terjadi pada air dibendungan ini berubah rasa dari sebelumnya.
Dari perkiraan awal saat mengunjungi tempat tersebut pada akhir juli 2017 yang lalu bahwa air tersebut adalah air tawar akan tetapi faktanya tidak tapi asin. Diperkirakan tawar, karena memang lokasi tempat tersebut memang menggambarkan berada didalam hutan, hingga berpikir bahwa rasa air itu adalah tidak berasa sama sekali. Bahkan jika rasanya asin akan tetapi tidak mungkin, karena jauh dari laut hingga puluhan kilo meter dari pantai Lhoknga dan sekitarnya. Rasanya tidak mungkin air yang jauh dari laut tersebut terasa asin, begitu idealnya.
Dalam kurun waktu yang tidak panjang tepatnya kurang lebih selang satu bulan, pada hari rabu, tanggal 6 september 2017 yang lalu kembali mengunjungi tempat indah tersebut. Namun setelah dirasakan, airnya berbeda dan berubah menjadi tawar dan dingin dari biasanya. Hal tersebut karena kunjungan kesana berada pada saat musim hujan datang melanda.
Dilain hal, dari fenomena awal saat berkunjung kesana sebelumnya bahwa diduga dan diperkirakan bahwa airnya masih terasa asin, akan tetapi berpaling dari kebenaran sebelumnya, bahwa air dalam bendungan sedalam sepuluh meter itu sudah berubah menjadi tawar.
Membingungkan, namun jika dicerna dan ditelaah dengan pikiran yang sebenarnya, bahwa air tersebut berubah terkadang asin dan tawar diakibatkan karena datangnya dua musim yang bergantian secara beringan. Jika musim panas air tersebut berubah menjadi asin dan jika musim hujan akan berubah menjadi tawar.
Namun belum bisa dipastikan bahwa bila di musim panas atau kemarau airnya yang terasa asin berasal dari mana, karena jauh dari laut bebas. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan berasal dadri dua sumber mata air. jika tidak berasal dari lautan maka berasal dari batu-batu karang disana. karena batu karang juga menghasilkan kadar garam. keduanya bisa saja terjadi hingga menimbulkan rasa asin sebagaimana rasa asin air laut pada bendungan tersebut.
Ketika musim hujan datang melanda maka air hulu tadinya akan berganti dengan air hujan. Sehingga ketika datang berkunjung ditempat tersebut saat hujan maka airnya akan terasa tawar dan sebaliknya jika datang berkunjung pada waktu kemarau dan airnya juga surut, maka airnya akan berasa asin. []