Ini Pernyataan Umat Buddha Takengon Terkait Krisis Kemanusiaan di Rakhine Myanmar

oleh
Konferensi Pers Umat Buddha Takengon
Konferensi Pers Umat Buddha Takengon

TAKENGON-LintasGAYO.co : Umat Buddha Takengon yang tergabung dalam Vihara Buddha Takengon, Aceh Tengah mengeluarkan pernyataan sikap terkait krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.

Pernyataan sikap ini dibacakan oleh Juru Bicara Vihara Buddha Takengon, Edy Kuswoyo, lewat konferensi pers yang berlangsung Kamis 7 September 2017 di Bihara Buddha Takengon.

Atas krisis itu, 200 umat Buddha di Takengon mengutuk keras, aksi genosida yang dilakukan junta militer Myanmar di Rakhine State. Mereka menganggap apa yang dilakukan itu merupakan perbuatan biadab dan pengecut, dimana militer bersenjata lengkap menganiaya bahkan membunuh anak-anak, bayi dan wanita.

Demi mendukung konflik dan kekerasan itu segera berakhir, kami dari Vihara Buddha Takengon menghimbau :

  1. Pemerintah agar turut aktif memfasilitasi perdamaian di Myanmar melalui Foruk ASEAN dan PBB. Sehingga, kekerasan dapat segera dihentikan agar tercipta keamanan, perdamaian, dan stabilitas berkelanjutan di Myanmar demi umat manusia.
  2. Kekerasan dan kejahatan adalah musuh bersama semua agama.
  3. Umat Buddha Takengon mengajak semua komponen masyarakat untuk bersama-sama memikirkan langkah lanjutan untuk membantu krisis kemanusian ini. Antara lain turut meringankan beban para pengungsi korban-korban kekerasan tersebut dengan bekerjasama dengan komunitas lintas agama dan pemerintah.
  4. Umat Buddha Takengon sebagai komponen agama Buddha Indonesia sejak dahulu hingga sekarang telah mempraktikkan hidup bersama dalam keanekaragaman sebagaimana yang dijadikan semboyan persatuan bangsa, Bhinekka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa. Karya lelhur yang diwariskan oleh leluhur Bangsa Indonesia lewat Empu Tantular, ini menjadi panutan umat Buddha yang hidup dengan penuh harmonis dengan agama-agama lain serta semua komponen bangsa lainnya di Indonesia. Ajaran Buddha adalah ajaran cinta kasih yang dimana Dharma itu indah pada awal, pertengahan dan akhir. Krisis kemanusiaan di Myanmar sama sekali telah menabrak budaya luhur bangsa dan kehidupan beragama yang telah lama dibangun di Indonesia.
  5. Perbuatan jahanam dan pengecut yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar lebih pantas untuk dihukum sebagai kejahatan Internasional atas kemanusiaan.

Umat Buddha Takengon melalui pernyataan sikap ini dapat menjadi suatu dorongan bagi segenap masyarakat untuk terus mendukung segala upaya luhur dengan membetkan bantuan kemanusiaan kepada saudara-saudara kita, Rohingya, guna meringankan penderitaan korban kekerasan di Rakhine, serta turut aktif mendorong terciptanya perdamaian dan keamanaan di Rakhine, Myanmar.

Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh Ketua Yayasan Maitri Dipa Takengon, Alimin Tani, Ketua Vihara Buddha Takengon Lilian Lory, Ketua Muda-Mudi Maitri Dipa Takengon Bambang Hermin dan Sekolah Minggu Buddha Maitri Dipa Takengon Rusdi.

[Wein Mutuah]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.