Pentingnya Motivasi dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Aparat Penyuluh Pertanian Aceh

oleh

Mukhlis, SPt. M.Ec.Dev

MOTIVASI adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Dari pengertian motivasi di atas dapat memberikan gambaran kepada kita tentang pentingnya memberikan motivasi kepada semua aparat pemerintah, khususnya penyuluh pertanian.

Dengan memberikan motivasi akan berdampak kepada meningkatnya intensitas pekerjaan, arah dan ketekunan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Intensitas meningkat sejalan dengan besarnya motivasi yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada karyawannya.

Jika diberikan dalam bentuk penghargaan mungkin akan lebih berdampak besar kepada yang melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Akan lebih terarah suatu pekerjaan dengan motivasi yang diberikan, dimana arah dan tujuan yang akan dicapai lebih mudah dengan adanya motivasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Arah dan tujuan dari pekerjaan seorang penyuluh pertanian adalah memberikan penyuluhan kepada pelaku utama (petani), pelaku usaha (pengusaha tani) dan masyarakat umum tentang pentingnya ketahanan pangan demi mencapai suatu kedaulatan pangan. Ketekunan seseorang ditentukan oleh karakter dan motivasi yang diberikan, jika motivasi yang diberikan kurang atau tidak ada sama sekali maka akan berakibat kepada berkurangnya atau hilangnya semangat/ ketekunan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pentingnya suatu ketekunan pada diri seseorang mengingat tidak semua orang cepat dalam memahami dan tanggap dalam melaksanakan suatu pekerjaan, yang mana ketekunan bisa mengalahkan orang jenius sekalipun. Hubungan antara motivasi dengan kinerja menunjukkan hubungan yang kuat dan searah, artinya semakin tinggi motivasi akan membuat kinerja penyuluh pertanian semakin tinggi pula.

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya, merupakan perilaku yang nyata ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan yang dipangkunya.

Menurut Wirawan (2009) individu yang memiliki kinerja tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu berorientasi pada prestasi, memiliki percaya diri, mempunyai pengendalian diri dan memiliki kompetensi.

Kinerja (performance) merupakan fungsi dari motivasi, seorang pegawai yang telah mendapat diklat kadang tidak berpengaruh terhadap kinerjanya dapat disebabkan karena motivasi dan atau sistem kerja atau budaya kerja yang kurang mendukung.

Semakin tinggi motivasi, kompetensi dan budaya kerja maka semakin tinggi pula kinerja yang akan dicapainya, dan sebaliknya. Motivasi berprestasi sangat diperlukan dalam mencapai kinerja yang tinggi karena dapat mendorong  penyuluh pertanian untuk lebih kreatif dan mengerahkan seluruh kemampuannya dalam mencapai hasil kerja yang maksimal.

Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. Tujuan budaya kerja adalah untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik adalah:

  1. Meningkatkan jiwa gotong royong;
  2. Meningkatkan kebersamaan;
  3. Saling terbuka satu sama lain;
  4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan;
  5. Meningkatkan rasa kekeluargaan;
  6. Membangun komunikasi yang lebih baik;
  7. Meningkatkan produktivitas kerja;
  8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dan lain-lain.

Pengaruh motivasi dan budaya kerja secara bersama-sama mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian.

Hal ini mengindikasikan adanya efek sinergi antara motivasi dan budaya kerja. Motivasi yang tinggi akan lebih baik jika diikuti oleh budaya kerja yang tinggi pula sehingga menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan bila penyuluh pertanian hanya mempunyai motivasi saja atau budaya kerja saja.

Peningkatan kinerja penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui peningkatan motivasi berprestasi (motivasi ekstrinsik) dan budaya kerja. Peningkatan motivasi berprestasi dapat dilakukan melalui kompetisi antar penyuluh pertanian.

Pelaksanaan tugas penyuluh pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kemampuan (ability) penyuluh pertanian yang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan pendidikannya, faktor motivasi, budaya kerja (workplace culture) yang membentuk kebiasaan pegawai ditempat tugas dan menjadi sikap yang tercermin dalam perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. Penciptaan budaya kerja yang kondusif sangat diharapkan untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian.

Upaya peningkatan motivasi penyuluh pertanian hendaknya didukung oleh budaya kerja yang kondusif.  Melihat peranan motivasi dan budaya kerja terhadap suksesnya suatu pekerjaan, perlu menjadi pemikiran kita semua untuk saling memotivasi sesama teman di kantor, terutama motivasi kepada penyuluh pertanian.

Juga dengan menciptakan budaya kerja yang kondusif kepada semua penyuluh pertanian, sehingga setiap mereka memiliki peluang untuk bekerja secara optimal. Dengan meningkatnya kinerja teman teman penyuluh pertanian, yang tercermin dari meningkatnya produktifitas pertanian, tersedianya semua kebutuhan pangan yang aman, sehat, utuh dan higienis tentu saja menjadi faktor penentu bagi kegiatan lainnya.

Sehingga akan tercapai suatu ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dengan ketahanan pangan yang   kokoh dan tangguh akan menciptakan kedaulatan pangan bagi daerah aceh pada khususnya dan negara pada umumnya.

Jika hal ini bisa dicapai tentu saja esensi daerah akan meningkat. Pada tatanan daerah menjadi contoh bagi daerah lainnya begitu juga sampai dengan tingkat negara. Sesuai dengan program nasional terutama sektor pangan sebagai sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa yang  mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi tentunya tetap dipertimbangkan pula untuk memperkuat sektor pertanian.[]

*Widyaiswara Muda di UPTB Balai Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aceh, Jalan Banda Aceh- Medan Km.72. HP 081210043133

 

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.