Puisi Oleh : Fauraria Valentine
Kisah Si Bunga Kopi
Kering, di awal musim kemarau
Kuntum bunga menyelinap malu-malu dari ketiak daun
Merekah perlahan,
Membuka kelopak demi kelopak
Semerbak aroma bunga kopi
Petani memupuk rindu pada merah buah kopi
Begitu pun hati para lebah,
yang terikat janji pada madu bunga
Terhutang budi untuk merampungkan kisah si bunga kopi
Menebar tepung sari di kepala putik
Kuntum pun mengering, mahkota bunga berguguran
Bakal buah terbangun dari tidurnya
Maka sampailah waktu yang dinanti
Terlahir dari rahim bunga
Wuuuuuooo ooohooooo,
Selesai sudah kisah si bunga kopi
Pergi bersama musim yang berganti
Menitipkan bakal buah pada tiap ranting dan daun
Berharap sampai pada musim panen
Fauraria Valentine, anak sulung dari Bapak Syafrul dan Ibu Sulaida Nilawati, lahir di Takengon pada 14 Februari 1990 lalu. Tertarik dengan sastra, musik dan film sejak Sekolah Menengah dan mulai berupaya untuk dapat merampung kata beberapa tahun terakhir. Punya mimpi untuk dapat membesarkan Rumah Delisha, sebuah rumah kreativitas dan rumah amal. Motto hidup “teruslah melangkah, menulis dan berbagi”.
*Dipetik dari Buku “Kumpulan Puisi Kopi 1.550 Mdpl”, Kurator Fikar W Eda, Mustafa Ismail, Salman Yoga S. (Imaji Indonesia, The Gayo Institute, Ruang Sastra, Aceh Culture Centre, 2016).