Gemar Membaca, Generasi Gayo Harus Teladani 2 Tokoh ini

oleh

Membaca merupakan permasalahan yang dihadapi generasi muda Gayo saat ini. Kebanyakan dari mereka lebih senang menghabiskan waktu duduk di warung kopi dan stalking di media sosial.

Kondisi ini sebenarnya sangat rugi. Mengingat, usia produktif tidak dimanfaatkan dengan hal-hal yang positif, salah satunya adalah dengan membaca.

Membaca memiliki banyak manfaat, diantaranya mencegah stress, menstimulasi/merangsang otak, menambah pengetahuan, meningkatkan daya ingat, kemampuan berpikir analitis yang kuat dan menambah kosakata serta masih banyak lagi manfaat dari membaca.

Terkait menambah kosakata, membaca sangat erat kaitannya dengan kemampuan menulis. Saat menulis tanpa banyak pembendaharaan kata, dipastikan tulisan itu akan menjadi datar.

Untuk merangsang generasi membaca, salah seorang pemerhati dunia pendidikan di Gayo, Aceh Tengah, Dr. Al Misry saat bincang-bincang santai dengan LintasGAYO.co beberapa waktu lalu mengatakan, generasi muda Gayo saat ini perlu meneladani sosok dua tokoh Gayo.

Keduanya merupakan tokoh pendidik yang juga sebagai tokoh panutan bagi generasi muda Gayo. Adalah (alm) Prof. Dr. Baihaqi AK dan Tgk. H. M. Ali Djadun. Keduanya menurut Al-Misry merupakan sosok yang gemar membaca.

Dikenang Al Misry sosok alm. Ali Djadun membaca apapun yang dia lihat. Menariknya, sosok mantan Ketua MPU Aceh Tengah ini, jika membaca sebuah surat kabar, sampai hal terkecilpun akan dibaca.

“Tidak ada yang luput dibaca saat membaca surat kabar, sampai hal yang terkecil, dan saya pernah lihat sendiri hal itu,” kata Al Misry.

“Itu tingkat surat kabar, apalagi buku, mungkin jumlahnya tidak bisa kita hitung berapa buku sudah yang sudah almarhum baca,” tambah al Misry.

Dr. Al Misry

Al Misry yang juga sebagai sosok berjasa terhadap penegrian STAIN Gajah Putih ini melanjutkan, sosok kedua yang harus dijadikan generasi muda merangsang minat baca adalah alm. Prof. Dr. Baihaqi AK.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memiliki kebiasaan membaca yang unik. Menurut cerita Al Misry, pernah suatu ketika Almarhum Baihaqi AK berpesan kepada anak dan cucunya.

Kira-kira kata yang dipesankan begini. “Jika kalian (anak dan cucu) melihat saya dikamar tidak melakukan dua hal (tidur dan membaca) silahkan kalian pukul saya, walaupun kalian adalah anak dan cucu saya.”

Kata itu menurut Al Misry punya makna, memang kebiasaan sang Profesor saat berada di kamar hanya melakukan dua hal tersebut. Dan kata amanat itu merupakan bentuk motivasi kepada anak dan cucunya, bahwa membaca itu penting.

Melihat kebiasaan dua tokoh kharismatik di kalangan masyarakat Gayo itu, Al Misry menegaskan generasi muda Gayo bisa mengambil contoh dari keduanya.

“Sudah terbukti, kedua tokoh ini dikenal sepanjang hidupnya hingga kini telah tiada, pemikiran keduanya masih dipakai hingga saat ini. Dengan sering membaca, daya ingat keduanya sangat luar biasa meski telah berada di usia senja semasa hidupnya. Ini patut kita contoh, generasi Gayo harus banyak membaca, apapun itu,” demikian Al Misry.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.