Bung Karno, Daud Beureueh, Ilyas Leube Dalam Puisi Hitam Kopi di Jakarta

oleh

JAKARTA-LintasGAYO.co : Penyair nasional asal Gayo Salman Yoga S tampil membacakan puisi sejarah di Boulevard Apartemen Jalan Fakhruddin No. 5 Tanah Jakarta Pusat, Sabtu 22 Juli 2017.

Penampilan baca puisi Salman Yoga S dengan judul “Puisi Hitam Kopi Gayo, Dialog Imajiner Soekarno Dengan Tgk. Daud Beureeh Dan Tgk. Ilyas Leube menyentak pengunjung serta sejumlah penyair nasional lainnya yang memadati Boulevard cafee & resto. Puisi tersebut berisi dialog imajiner antara Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dengan dua tokoh Aceh Tgk. Daud Beureeh dan Tgk. H. Ilyas Leube.

Repubrik Indonesia dihadiahi emas murni yang kemudian menghiasi puncak Monumen Nasional (Monas) serta untuk membeli pesawat Seulawah yang menjadi cikal bakal pesawat Garuda Indonesia Air. Namun kemudian kedua tokoh tersebut melawan negara yang mereka perjuangkan dengan membangkitkan gerakan DI/TII, Aceh Merdeka (AM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM) hingga berakhir di Helsinki Fillandia.

Dalam acara yang bertajuk “Ranub Boulevard Menyajikan Menu Puisi Juga Kopi” diprakarsai oleh Devi Matahari dan kawan-kawan tersebut turut tampil membaca puisi M. Nasir Jamil Anggota DPRRI asal Aceh, penyair I Wayan Jengki dan Nunung Nur Elin dari Bali, Syarifuddin Arifin, Riri dari Sumatera Barat, Fanny Jonathan, Remmy Novaris DM, Sofyan RH Zaid, Agus Nur Amal dari Jakarta, Shobier Poer, Rini Ayahbi dari Tangerang, Ade Novi dari Depok, Din Saja dari Banda Aceh, Anwar Putra Bayu dari Palembang dan lain-lain.

Diakhir acara penyair Gayo lainnya Fikar W Eda tampil membacakan puisi dan membagikan “Kopi Gayo Penolak Korupsi” kepada sejumlah undangan.

Pengelola cafee “Ranub Boulevard” Teuku Nausa mengaku, sangat senang dengan acara silaturrahmi penyair dapat dilaksanakan di cafe tersebut. Tempat ini sebelumnya juga menyelenggarakan peluncuran sejumlah buku seperti ‘Luka Pidie Jaya’ dan lain-lain,” kata Teuku Nausa.

“Ke depan akan terus menata acara seni di Ranub Boulevard, sehingga bisa menjadi jembatan bagi pengembangan dan promosi budaya,” kata Teuku Nausa. [WM]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.