Mengikut Nabi

oleh

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA

SEBAGAI seorang muslim kita wajib mengikuti Nabi, karena nabi merupakan contoh cara beribadah kepada Allah. Tidak ada tujuan lain dari kehidupan di dunia ini kecuali untuk beribadah, Allah telah menyebutkan dalam al Qur’an “Saya tidak menciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah” . Ayat ini menjadi pengetahuan kepada kita kalau tujuan dari kejidupan adalah beribadah kepada Allah.

Cara-cara beribadah telah dicontohkan oleh Rasulullah, baik dengan hadis qauli ataupun dengan hadis fi’li. nabi pernah mengatakan dalam hadis qaulinya “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat” di hadis lain Nani berkata “Bercontohlah kepadaku bagaimana cara melaksanakan haji”, masih banyak lagi hadis lain yang memberi tau kepada kita bagaimana cara beeibadah dengan menggunakan hadis qauli. Disamping hadis qauli banyak juga hadis-hadis fi’li yang mencontohkan secara langsung tentang tata cara melaksanakan ibadah dengan tidak ada ungkapan lisan  dari nabi.

Semua  orang Islam yakin berdasarkan keimanan kalau mengikut Nabi harus total, tidak boleh setengah-setengah. Artinya tidak boleh mengikut Nabi hanya dalam bidang ibadah tertentu saja sedangkan bidang ibadah yang lain tidak demikian juga tidak boleh mengikut nabi danya dalam bidang ibadah sedangkan mu’malah tidak, demikian juga dengan bidang kekeluargaan dan bidang pidana. Yang jelas kita harus mengikut Nabi secara sempurna. Dalam bahasa lain bisa disebutkan kalau kalau semua orang dianjurkan untuk berbuat seperti Nabi dan kalaupun tidak sama maka hendaknya tidak berbuat berlawanan dengan apa yang dikehendaki oleh nabi.

Dasar yang digunakan sebagai pegangan dalam menjadikan nani sebagai contoh adalah firman Allah “laqad kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah”  sungguh pada diri Rasul itu terdapat uswatun hasanah (suri tauladah). Jadi tidak ada alasan logika yang bisa digunakan untuk membantah dalil nash di atas, karena dalil nash itu sendiri tidak bisa dihapus oleh logika. Dalam ayat lain disebutkan “wama arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin”  Kami (kata Allah) tidak mengutus Rasul kepadamu kecuali sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam.

Untuk menguatkan keyakinan kita dalam mengikuti kebenaran yang dibawa oleh Rasul maka kita tambahkan dengan firman Allah “wama yunthiqu ‘anil hawa in huwa illa wahyuy yuha” nabi tidak pernah berbicara berdasarkan hawa nafsu kecuali berdasarkan wahyu.

Dari ayat terakhir kita pahami bahwa apa yang berasal dari nabi tidak ada yang salah atau tidak ada ungkapan nabi yang berasal dari keinginan muhammad sebagai manusia, tetapi semuanya didasarkan kepada wahyu. Dipahami kalau wahyu itu tidak pernah salah, jadi nabi itu tidak pernah salah baik dalam ucapan maupun dalam tindakan dan perilaku, sehingga semua yang berasa dari nabi tidak ada alasan untuk tidak diikuti.

Dalam melakukan ibadah kepada Allah nabi sering melakukannya berbeda antara satu waktu dengan waktu yang lain, baik itu dalam ibadah mahdah terlebih lagi ibadah ghairu mahdah. Satu sahabat melihat nabi pada satu waktu beribadah berbeda dengan beribadah nabi pada waktu yang lain dan dilihat oleh sahabat yang lain. Dipahami bahwa keberagaman cara pelaksanaan seperti yang dicontohkan nabi adalah rahmat karena pada diri Muhammad itu ada rahmat “wama arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin” dan selanjutnya ada hadis nabi yang menyebutkan “ikhtilafu ummati rahmah” perbedaan pendapat dikalangan ummatku adalah rahmat.

Banyak perbuatan ibadah yang dicontohkan nabi secara berbeda, diantaranya adalah :

1. Dalam hal wudhuk, nabi pernah berwudhuk dengan cara membasuh anggota wudhuknya satu satu kali (artinya, membasuk muka satu kali, tangan satu satu kali, kepala dan seterusnya satu satu kali). Dalam hadis lain disebutkan kalau nabi pernah membasuh anggota wudhuknya dua dua kali, dan pada hadis yang lain lagi nabi membasuh anggota wudhuknya tiga tiga kali. Bila kita lihat dari periwayatannya ketiga hadis ini shahih, dan ada kaedah dikalangan ulama bahwa mengamalkan hadis shahih itu wajib.

2. Bacaan basmallah, seorang sahabat meriwayatkan kalau dia pernah shalat dibelakang nabi dan beliau tidak mendengar nabi membaca basmallah, sementara sahabat yang lain juga meriwayatkan kalau ia juga pernah shalat di belakang nabi tetapi beliau mendengar nabi membaca basmallah.

3. Juga dengan qunut, nabi pernah melakukan qunut ketika shalat, nabi juga pernah tidak berqunut ketika melaksanakan shalat.

Karena nabi adalah uswah secara total dalam beramal, maka sahabat nabi tidak bertanya yang mana perbuatan nabi yang benar dan mana perbuatan nabi salah, sahabat juga tidak pernah bertanya kepada nabi karena apa berbuatannya yang sebelumnya berbeda dengan yang sedang dikerjakan. Sahabat yakin berdasarkan keimanan kalau perbuatan nabi tidak ada yang salah dan kalaupun berbeda maka kesemuanya dianjurkan untuk diikuti, malah semua sahabat menghendaki dirinya ingin beramal dengan amal yang dicontohkan nabi.

Itulah artinya nabi sebagai uswah atau contoh, dimana semua sahabat ingin meniru nabi secara total dan keinginan seperti sahabat ini diingini oleh orang-orang sampai hari ini dan masa seterusnya. Sahabat nabi mengikuti nabi sebagaimana ia melihat nabi, sahabat yang lain mengikuti nabi sebagaimana yang ia lihat dan ketahui tentang nabi, diantara mereka tidak ada yang saling menganggap benar dan tidak ada juga yang menyalahkan orang lain, karena mereka meyakini semua yang amalkan semua berasal dari nabi.

Masa orang-orang sesudah sahabat disebut dengan masa tabi’in, orang-orang pada masa ini tidak pernah bertemu dengan nabi, tetapi mereka punya keinginan yang kuat untuk beramal sebagaimana amal nabi, sehingga mereka berupaya untuk belajar dan mencari tau tentang amal nabi dari sahabat. Para tabi’in yakin kalau apa yang disampaikan sahabat tentang nabi adalah benar sehingga mereka tidak mau menggunakan akal mereka sebelum mereka menemukan kebenaran yang berasal dari nabi. Pada masa tabi’in juga tidak ada perselisihan dalam perbedaan amal yang berasa dari sahabat karena amal yang dilakukan sahabat pasti diterima dari nabi dan selanjutnya diajarkan kepada tabi’in.

Itulah gambaran keindahan Islam ketika semua muslim mengetahui bahwa semua yang berasal dari nabi adalah benar dan semua yang berasal dari nabi wajib untuk diikuti dan diamalkan.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.