Kampung Terpencil di Gayo ; Benteng Adat Budaya dan Bahasa

oleh
Titi gantung Jamat Linge
Titi gantung Jamat Linge

TAKENGON-LintasGAYO.co : Kampung-kampung yang jauh dari perkotaan di Aceh Tengah diharapkan jadi benteng pelestarian budaya dan adat istiadat, sekaligus bahasa Gayo.

Demikian dinyatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Tengah, Karimansyah dihadapan jamaah shalat Tarawih dan Witir di masjid Syuhada Kampung Jamat Kecamatan Linge, Sabtu (3/6/2017).

“Gunakan bahasa Gayo sebagai bahasa sehari-hari untuk berkomunikasi dalam keluarga, kalau tidak bahasa Gayo akan terancam punah,” tegasnya.

Menurutnya, jika penutur bahasa Gayo kurang dari satu juta pengguna, dikhawatirkan bahasa suku Gayo itu lama kelamaan akan hilang dari permukaan kehidupan masyarakat Gayo pada masa-masa mendatang.

“Bahasa Gayo harus dilestarikan dengan cara memanfaatkannya dalam kehidupan sosial dan keluarga,” ulang Karimansyah.

Dia juga menegaskan, pelestarian adat penting dilakukan mengingat derasnya budaya asing yang merambah melalui berbagai media sosial seiring kemajuan tehnologi, sehingga rentan merubah gaya hidup seseorang bergeser dari nilai-nilai budaya terutama bagi generasi muda.

Kampung Jamat terletak dibagian timur Linge itu, berjarak 75 Km dari ibu kota Kecamatan Linge (Isaq), Aceh Tengah dengan kondisi jalan yang belum begitu baik.

Kedatangan Karimansyah di wilayah itu didampingi beberapa pejabat SKPK untuk bersilaturrahmi dengan warga. [Mika/Kh]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.