Berburu Berbasis Kearifan Lokal Gayo di Pining

oleh
Mungaro dengan hasil tangkapan kijang
Hasil Buruan Warga Pining. (Ismail)

Berburu (Gayo : Mungaro) sudah dilakoni masyarakat Gayo tak terkecuali di kawasan Pining, Gayo Lues, sejak turun temurun. Hingga kini masyarakat setempat masih menjalankan rutinitas ini dengan cara bergotong royong.

Kawasan Pining hingga sekarang memang masih terdapat lahan hutan yang luas, tempat dimana habitat hewan yang biasa di buru melimpah keberadaannya. Seperti, giongen (sejenis rusa) dan kijang. Dan berburu menggunakan peralatan tradisional masih melekat sebagai kearifan lokal warga Pining.

Beberapa bulan terakhir hingga memasuki bulan Ramadhan ini, menurut penuturan salah seorang warga Kasmiran, beberapa waktu lalu mengatakan, warga Pining melakukan perburuan tradisonal di kawasan hutan setempat.

Biasanya katanya lagi, setiap berburu warga selalu mempercayakan kepada salah seorang yang dianggap mumpuni atau dalam bahasa lokal disebut pawang. Disini, pawang memegang peranan penting mulai dari mengatur strategi mungaro hingga pembagian tugas anggota (Gayo : pong nangkok) yang ikut pada perburuan tersebut.

“Tak ayal, pawang lah orang pertama yang meminta izin kepada pawang tue (raja segala mahluk yang berada di hutan) tanpa mengenyampingkan sang Khaliq meminta pertolongan agar diberi rejeki berupa tanggapan hewan yang diburu,” sebut Kasmiran.

Mungaro dengan hasil tangkapan kijang

Pembagian tugas kepada pong nangkok yang diatur oleh pawang harus dijalankan dengan baik. Ada yang menjaga aliran air, karena biasanya hewan buruan akan lari saat dikenjar anjing pemburu, mencari aliran air.

Terkait pembagian hasil mungaro kata Kasmiran, biasanya pawang akan mendapatkan bahian dada hingga kepala. Sedangkan bagi pong nangkok yang berhasil mengenai sasaran lewat tombak (Gayo : Kunyur) untuk pertama kali akan mendapat bagian, badan dari hewan buruan tersebut.

“Pong nangkok lainnya akan mendapat bagian lainnya dari setelah kedua bagian tadi dipisahkan terlebih dahulu. Tidak akan ada pong nangkok yang protes, karena memang sudah ada tugas masing-masingnya, begitu juga keahliannya. Yang jelas semuanya akan kebagian daging hewan buruan,” tandas Kasmiran. [Ismail Baihaqi/DM]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.