Profesionalisme Menunjang Proporsionalisme (Mengenang Arief Rahman)

oleh
Arief Rahman

Zuhra Ruhmi*

Arief Rahman

Profesioanlisme menunjang Proporsionalisme. Kalimat ini kudengar empat tahun lalu, yang kudengar dari ketua SIWO Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Arief Rahman. Ketika mengikuti Sekolah Jurnalisme Indonesia yang petama pada tahun 2013.

“Wartawan harus punya profesionalisme yang tinggi, ketika profesionalitas telah kita punyai maka proporsionalisme juga akan mengikuti,” kata Pak Arief ketika itu memberi kami Motivasi untuk mengedepankan kewajiban maka hak akan mengikuti.

Profesioanlisme menunjang Proporsionalisme tak hanya dapat di aplikasikan di dunia jurnalistik tapi juga bisa di aplikasikan di semua bidang dalam kehidupan untuk selalu mengedepankan kewajiban daripada hak.

Sifat manusiawi tak jarang muncul di dunia kerja, merasa pekerjaan tidak sesuai dengan hak yang di dapatkan maka kalimat yang pernah disampaikan pak Arif menjadi obat mujarab untuk mengobati rasa kecewa. Profesionalisme menunjang proporsionalisme, setiap usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Meski tidak diperoleh dengan lembaran rupiah yang banyak pasti digantikan dengan keberkahan hidup yang lebih baik.

Sebagai guru Pak Arief tidak hanya menjadi pemberi materi yang ulung, tapi juga memberi motivasi untuk terus menebar manfaat. “Lahirnya tabloid LintasGAYO juga karena motivasi bang Arief,” kata Khalisuddin Penanggung Jawab LintasGAYO.co

Innalillahi wa inna ilaihi raajiun, tepat pada Rabu 10 Mei 2017 di rumah sakit Adam Malik Medan sekira pukul 05.00. pak Arief Rahman meninggalkan kehidupan yang tak lagi harus memikirkan rupiah-rupiah yang di dapat tapi memperoleh amalan yang bermanfaat yang telah dilakukan

Selamat jalan Pak, semoga kebaikan-kebaikan yang bapak tularkan menjadi ladang pahala dan pemberat amal.

*Alumni Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Aceh angkatan pertama

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.