
MARA bahaya ataupun bencana alam tak bisa dipisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia dan kita tak tahu kapannya datangnya menghampiri masyarakat baik itu bencana alam, penyakit maupun dalam kerukunan sosial sehari-hari.
Untuk mengantisipasi hal tersebut masyarakat Kampung Pining Kecamatan Pining kabupaten Gayo Lues masih menjaga kearifan lokal dengan mengadakan ritual kenduri Tulak Bele yang melibatkan seluruh elemen masyarakat kampung di tempat tempat tertentu yang berkaitan dengan daerah tersebut.
Ada 3 tempat ritual ini dilaksanakan dalam 3 hari secara berturut turut pertama di Muyang Bur Lintang, Makam Datu Pining dan di pinggir sungai Pining.
Disebutkan salah satu tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama setempat, Ismail Aman Lumur beberapa waktu lalu, setelah kenduri ini dilaksanakan, masyarakat di-tawari oleh dusun masing masing.
“Acara pertama di-tawari sekali putaran, dan acara kedua dua putaran dan acara ketiga tiga kali putaran,” sebut Aman Lumur.
Setelah acara ini selesai tawar yang digunakan sebagai pesejuk di taruh di depan pintu pintu rumah masing-masing.
Sementara di sungai, ayam yang di-tarak kemudian di hanyutkan.
“Kenduri Tulak Bele ini bertujuan untuk meminta kepada sang khalik supaya penduduk negeri aman sentosa dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang melibatkan orang orang yang dianggap asal muasal membangun negeri tercinta tentu dengan tujuan hanya kepada Allah meminta segala sesuatu,” demikian penjelasan Ismail Aman Lumur. [Ismail Baihaqi/Kh]