Frans Ekodhanto : SatuPena bukan Sekedar Wadah Penulis

oleh
Frans Ekodhanto

JAKARTA-LintasGAYO.co : Kongres Persatuan Penulis Indonesia (SatuPena) yang diselenggarakan di Solo 26-29 April 2017 lalu menjadi harapan untuk perubahan dunia penulisan lebih baik di Indonesia kedepannya.

Seperti diutarakan salah seorang peserta dari Jakarta, Frans Ekodhanto, Selasa 2 Mei 2017 bahwa penulis butuh sebuah organisasi seperti SatuPena, yang bukan hanya sekadar menjadi wadah, tetapi juga sebagai alat untuk memperjuangkan kendala dan harapan dalam berkarya secara bersama-sama.

“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Persoalan jika diselesaikan secara bersama akan sulit dipatahkan,” kata Frans mengimbau.

Penulis buku puisi Kelana Anak Rantau ini juga mengungkapkan kalau secara kuantitas dan kualitas, karya-karya para penulis tanah air sudah sama dengan bangsa-bangsa maju.

Misalkan buku karya Khalisuddin dan Murizal Hamzah yang bercerita tentang perjalanan Presiden Joko Widodo, ketika bekerja di salah satu perusahaan BUMN yang ada di Gayo, Aceh.

“Bagi orang nomor satu di Indonesia itu, buku karya Khalis tidak sekadar bahan bacaan sekedar, tapi juga sebagai wadah untuk saling bersilaturrahmi dengan sahabat lama semasa bekerja. Itu adalah segelintir contoh mengenai pentingnya buku dan penulis,” katanya.

Akan tetapi, kata dia, persoalan distribusi, penerjemahan, pajak, kesejahteraan penulis, penerbitan serta sederetan kendala lain masih menjadi persoalan yang masih belum bisa terselesaikan dengan baik dan bijak.

Penulis asal Sumatra Utara yang kini bekerja dan berkarya di Jakarta ini juga memaparkan bahwa yang tidak kalah pentingnya, bahwa keberadaan SatuPena juga harus bisa menjadi jawaban kongkrit atas persoalan-persoalan kepenulisan serta perbukuan kekinian.

“Di luar, masih banyak penulis kondang yang masih belum bergabung di organisasi ini. Tugas dari pemimpin dan pengurus terpilih juga harus mampu merangkul sekaligus merangsang penulis-penulis lain, baik yang baru menulis maupun penulis yang punya jam terbang tinggi,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres SatuPena yang pertama kali diselenggarakan tersebut dengan peserta seratusan penulis dari seluruh Indonesia, genre dan usia telah menetapkan Nasir Tamara sebagai ketua umum dengan sejumlah program kerja untuk 4 tahun kedepan.

Kongres yang difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) itu juga meluncurkan 21 buku, salahsatunya Jejak Jokowi di Gayo. [WA]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.