Ekonomi Selamat dari Bengkel Gilingan Kopi Gayo

oleh
Selamat di bengkelnya
Selamat di bengkelnya

KOPI memang sumber rezeki tidak hanya bagi petani, buruh tani, pemilik warung atau pedagang hingga eksportir kopi. Tapi juga bagi montir alat pemecah, pengupas kulit kopi gelondongan.

Salah seorangnya Selamat warga Belang Kolak Satu Takengon yang menggantungkan hidup dari usaha bengkel alat tersebut sejak 20 tahun silam.

“Cukuplah untuk kebutuhan sekeluarga, saya juga punya kebun untuk tambahan penghasilan,” kata Selamat disela kesibukan di bengkel gilingan kopi di Simpang Wariji Takengon.

Pengopi berat tidak kurang 3 gelas sehari ini mampu mempreteli 4-6 penggiling dalam seharinya, dan minimal 1 unit yang masuk setiap hari. “Kebanyakan yang rusak bagian parut,” ungkapnya.

Yang datang memperbaiki penggiling, bukan saja dari Aceh Tengah dan Bener Meriah, namun hingga dari Kutacane Aceh Tenggara.

Ditanya alat penggilingan mana yang paling sering rusak, pengalaman Selamat, lebih banyak yang memakai alat bantu pemutar. Penggiling dengan tenaga manual alias modal tenaga manusia lebih awet, bahkan hingga puluhan tahun.

Bagi yang membutuhkan penggilingan baru atau setengah pakai, dia juga menyediakannya dengan kisaran harga Rp.2,8 juta hingga Rp.3,5 juta per unit untuk penggilingan baru. [Khalis]

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.