Adat Gayo Mulai Terkikis, MAG Gelar Workshop

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Majelis Adat Gayo (MAG) Kabupaten Aceh Tengah gelar workshop orientasi kekayaan adat khazanah budaya Gayo bagi Organisasi pemerintahan kampung, pemberdayaan perempuan dan kepemudaan dalam meningkatkan peranya di wilayah yang berhawa sejuk itu.

Ketua pelaksana kegiatan Drs, Jamluddin, Melihat realita adat Gayo dilapangan pada saat ini sudah mulai terkikis oleh kebudayaan yang datang dari luar disebabkan juga oleh banyaknya suku yang tinggal di Kabupaten Aceh Tengah dan kemajuan zaman yang terus berkembang.

“MAG terpanggil untuk menjalankan fungsinya untuk meningkatkan pemeliharaan, pembinaan, menyebarluaskan adat istiadat dan hukum adat ditengah masyarakat sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Aceh Tengah,” tambah Jaluddindi, Selasa (25/04/2017) di Hotel Linge Land Takengon.

Tambahnya lagi kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tokoh adat yang profesional, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat Aceh Tengah.

Wakil Ketua 1 MAG, Aspala Banta Cut berharap semoga dengan kegiatan tersebut dapat tersinerginya antara instansi terkait untuk saling bekerja sama mensosialisasikan adat Gayo di tengah masyarakat.

“Banyak adat Gayo yang hilang, seperti bahasa Gayo, karena orangtua tidak mengajarkan kepada anaknya. Oleh sebab itu, kami mohon kepada pemerintahan Kampung untuk membantu kami dalam mensosialisasikan kekurangan dan kehilangan adat istiadat supaya dapat kembali seperti semula,” harapnya.

Bupati Aceh Tengah melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan, Thamrin mengatakan dirinya merasa perihatin melihat keadaan masyarakat yang dipengaruhi oleh kebudayaan luar, seperti tidak ada lagi etika sopan santun dan sudah jauh meninggalkan adat istiadat Gayo.

“Disemua bidang, sopan santun dan cara berpakaian pun tidak lagi mencerminkan adat ketimuran, dengan begitu diperkirakan generasi penerus akan lupa dengan tatakrama lokalnya, padahal sejak lama masyarakat Gayo menjunjung kebudayaan dan sangat memperhatikan nilai dan norma kehidupan sehari-hari,” katanya.

Tambahnya lagi, sebagai orang Gayo jangan pernah merasa rendah diri, malu atau takut untuk menunjukkan identitas budaya kepada orang lain baik melalui kegiatan seni, upacara perkawinan,  khitanan, turun mandi dan yang lainya.

“Kelompok etnis lain akan semakin segan terhadap Gayo, apabila rakyat Gayo mempertahankan identitas budayanya ditengah-tengah multikultularisme global yang menginfiltrasi sendi-sendi budaya dan norma-norma sosial masyarakat setempat melalui teknologi, inovasi dan pakaian,” harap Thamrin.

Ia juga mencontohkan budaya Bangsa Jepang menjadi bangsa yang besar dan menjelma sebagai Negara maju dikawasan Asia hingga saat ini karena masih teguh menerapkan adat-istiadat dan melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang mereka

“Bali juga hingga sekarang mereka tetap mempertahankan budayanya hingga terkenal sampai ke manca Negara, seiring dengan itu dalam RPJM Kabupaten Aceh Tengah ada prioritas untuk pembinaan pegiat seni, dan wisata,” tutupnya.

Pemateri pada Wokshop tersebut adalah Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK)  Aceh Tengah, Dinas Syariat Islam, dan Majelis Adat Gayo.Workshop ini dihadiri oleh 62 peserta terdiri dari 14 unsur pemerintahan Kampung, 14 orang dari unsur pemberdayaan perempuan, 14 orang dari pemuda, dan 29 orang dari Tokoh Masyarakat.

[SP/ZR]

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.