Javlec Gelar Pelatihan Kelembagaan dan Pemetaan di Blangkejeren

oleh
Foto: Aduq Kenara
Foto: Aduq Kenara

BLANGKEJEREN-LintasGAYO.co: Yayasan Java Learning Center (Javlec) menggelar pelatihan kelembagaan dan pemetaan bagi masyarakat di 5 desa (Agusen, Palok, Penggalangan, Sentang, Bustanussalam). Kegiatan digelar selama dua hari yakni 20 dan 22 April 2017 di Blangkejeren, Gayo Lues.

Koordinator lapangan Javlec di Gayo Lues, Rizqi Murti didampingi Asisten Lapangan Adi T Utomo usai kegiatan menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari program yang mereka laksanakan di Gayo Lues mengenai Pengelolaan Hutan Kolaboratif Berbasis Potensi Lokal.

“Kita menjelaskan mengenai pengelolaan sebuah lembaga, membuat perencanaan, hingga pengenalan alat pemetaan,” terang pria yang akrab disapa Boim ini.

Lanjut Boim, pihaknya turut menghadirkan KPH 5 Gayo Lues serta sejumlah pemateri dari Javlec pusat yakni Suryo dan Arifin juga Taufik dan Syaiful yang berasal dari International Center for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS).

Boim mengaku, seluruh peserta antusias dan terlibat aktif selama proses pelatihan digelar.

“Javlec merupakan mitra dari USAID Lestari dalam melaksanakan program peningkatan SDM yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat namun tetap mengutamakan aksi menjaga lingkungan dan hutan (Konservasi),” terang Boim.

Peserta saat belajar mengenai pemetaan (Foto: Aduq Kenara)

Javlec merupakan sebuah Yayasan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa hutan, memperluas ruang kelola serta memperkuat hak akses masyarakat pada pengelolaan sumber daya hutan, memfasilitasi pengembangan pengetahuan, penguatan organisasi masyarakat sipil, serta berbagai ikhtiar perbaikan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam yang adil dan demokratis. Semua itu dilakukan dalam rangka ikut berkontribusi bagi terciptanya tata pengurusan hutan yang baik (good forestry governance) di Indonesia.

Sementara itu, USAID Lestari yang menjadi mitra dan membantu perjalan program Javlec di Gayo Lues turut mendukung upaya Pemerintah Republik Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), melestarikan keanekaragaman hayati di ekosistem hutan dan mangrove yang bernilai secara biologis serta kaya akan simpanan karbon. USAID Lestari menerapkan pendekatan lanskap untuk menurunkan emisi GRK, dengan mengintegrasikan aksi konservasi hutan dan lahan gambut dan strategi pembangunan rendah emisi (LEDS) di lahan lain yang sudah terdegradasi. Kegiatan Lestari dilaksanakan di enam lanskap strategis di Aceh, Kalimantan Tengah dan Papua. (Supri Ariu)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.