TAKENGON-LintasGAYO.co: Rasa haru serta bahagia warnai acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Madrasah Ibtida’iyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang yang dilakukan oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Daud Pakeh, Rabu, 12 April 2017, di Kala Wih Ilang.
Terlihat, beberpa warga yang menyaksikan prosesi peletakan batu pertama MIS Kala Wih Ilang tersebut mengucurkan air mata dan tesengguk-sengguk, hal ini disebakan karena rasa bahagia melihat respon yang tidak diduga masyarakat dusun tersebut.
Kepala dusun Kala Wih Ilang, Kampung Wih Ilang, kecamatan Pegasing mengaku bahagia melihat respon dari pemerintah mengenai kondisi pendidikan di dusun Kala Wih Ilang tersebut.
“Kami terharu dan sangat bahagia, pemerintah cepat merespon kondisi pendidikan disini,” kata James Ginting, warga dusun tersebut.
Diakatakanya, sekarang sudah akan dibangun Ruang Kelas Belajar (RKB) sekolah Madrasah Ibtida’iyah Swasta (MIS) kala Wih Ilang sebanyak tiga ruangan dari Kakanwil Kemenag Aceh, dan juga dari pemerintah daerah sebanyak tiga ruangan.
“Hari ini peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Kakanwil Kemenag Aceh, untuk itu kami sangat berterimakasih dan sangat senang sekali,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Takengon yang telah menggedor pemerintah, dengan begitu pemerintah tau dan merespon kondisi masyarakat di Kala Wih Ilang.
“Jalan kesini juga sudah di perbaiki, banyak sudah perubahan disini semenjak mahasiswa itu datang, selalu saja ada orang yang datang dan membantu masyarakat disini,” demikian James Ginting.
Sebelum acara peletakan batu pertama MIS Kala Wih Ilang, dilakukan proses pensyahadatan sebelas warga Dusun Kala Wih Ilang yang semula beragama Kristen menjadi Muslim, pengucapan dua kalimat syahadat tersebut dipimpin oleh Tgk. H. M. Isa Umar, disaksikan oleh Dr. Tgk. H. Mahmud Ibrahim, Bupati Aceh Tengah diwakili oleh Kepala Dinas Syari’at Islam, Drs. Alam Syuhada, Kakanwil Kemenag Aceh, Daud Pakeh, Kepala Kakamenag Aceh Tengah, Amrun Saleh, Ketua HMI cab Takengon, Feri Yanto, beserta masyarakat setempat.
(GM)