TAKENGON-LintasGAYO.co : Terkait belum dibebaskan lahan lokasi penelitian arkeologi Loyang Mendale, pemilik lahan tersebut Darul Aman memberikan penjelasannya.
“Hingga saat ini, sejak beberapa tahun sudah penelitian dilakukan di Mendale, baru sekali pihak Pemkab Aceh Tengah melakukan pendekatan kepada kami selaku ahli waris pemilik lahan tersebut, itupun terjadi pada masa Mukhlis Gayo menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,” kata Darul Aman saat Fokus Group Duscussion (FGD) yang merupakan serangkaian acara Rumah Peradaban Gayo, Selasa 21 Maret 2017 di pinggiran Danau Lut Tawar, Teluk One-One.
Menurutnya, sejak itu tidak pernah ada lagi pembicaraan yang dilakukan pihak terkait bersama keluarganya. “Padahal kami sangat terbuka soal hal ini. Apalagi temuan Mendale merupakan tonggak awal peradaban di Gayo,” jelasnya.
Ia pun mengaku prihatin terhadap kondisi situs saat ini. Selaku juru pelihara yang ditunjuk, ia bahkan belum pernah di latih terkait tugas pokok dan fungsinya.
“Pernah saya usulkan untuk pembuatan pagar, karena khawatir kerangka yang ditemukan dirusak oleh alam maupun hewan ternak. Hingga saat ini usulan kami tak pernah digubris. Jika masalahnya pembebasan lahan, seperti saya katakan tadi kami sangat terbuka, tinggal bagaimana mekanisme yang disepakati antara kami dengan pemerintah,” demikian Darul Aman.
Rumah Peradaban Gayo ini membuka seluas-luasnya informasi terkait penemuan sisa peninggalan kehidupan prasejarah Gayo kepada masyarakat.
Para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Utara, yang diketua Dr. Ketut Wiradnyana disiapkan di objek Loyang Mendale. Mereka bertugas menjelaska terkait penemuan tersebut kepada siswa dan masyarakat yang berkunjung ke situs arkeologis itu.
(Darmawan Masri)