Akademisi Harus Proaktif dalam Inovasi Karya Tulis

oleh

BOGOR-LintasGAYO.co : Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Aceh-LEMKASPA bekerjasama dengan Mahara Publishing mengadakan diskusi “Mengenai Sistematis dalam Penulisan dan Penerbitan Buku” di Bogor, Jum’at 3 Maret 2017.

Diskusi ini membahas persoalan yang dihadapi oleh kalangan akademisi terkait hasil terkait riset dalam berbagai disiplin ilmu, berlangsung di Gedung Fakultas Perikanan dan İlmu Kelautan İPB  ini ingin turut serta menghadirkan pemateri dari LİPİ dan Dosen Fakultas Perikanan Teuku Umar Aceh Barat.

Direktur  Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Aceh (LEMKASPA) Samsul Bahri dalam sambutannya pembukaan diskusi mengharapkan, kedepan dapat dorongan para penulis, terutama akademisi untuk lebih memaksimalkan karya ilmiah, bukan hanya pada publikasi akademik, akan tetapi bisa menjadi rujukan pembangunan, dan kepentingan masyarakat luas.

Samsul Bahri menyatakan pemasalahan yang dihadapi saat ini oleh kalangan penelitian untuk menerbitkan hasil karyanya adalah kurangnya pemahaman yang berkaitan dengan sitematis dan prosudur yang ditetapkan oleh negara, mengenai prosudur maupun tata cara penulisan sebuah karya tulis.

Pada era globalisasi ini, Indonesia menghadapi tantangan untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam pengetahuan. Reformasi di bidang penelitian, baik dalam kebijakan maupun praktik mendesak untuk dilakukan untuk mengejar ketinggalan dengan negara-negara lain.

Sementara Yusradi Usman Al-Gayoni dari Mahara Publishing dalam diskusi ini menyatakan bahwa umumnya penerbit memang dihadapkan pada dilema masalah finansial dalam menerbitkan buku-bukunya yang diakui oleh lembaga Negara.  Sehingga dalam menghargai sebuah karya seseorang masih diperhitung pada aspek bisnis saja, belum pada bagaimana menghargai sebuah karya yang mengedepan kualitas tulisan itu sendiri.

Pandangan Yusradi Usman Al-Gayoni, kedepan diperlukan keterbukaan informasi pada tingkat daerah, mengingat peneliti maupun akademisi yang berada di daerah sering ketinggalan informasi yang berkaitan dengan regulasi yang atur oleh negara.

Pemateri lainnya, Muhammad Rizal Dosen dari Universitas Tengku Umar (UTU) mengatakan, dalam dunia akademisi menulis adalah kewajiban dalam rangka pengembangan pengetahuan dalam menghadapi tuntutan global dalam bidang keilmuan.

“Karya ilmiah salah satu bentuk sumbangsih pemikiran dalam membangun bangsa, sesuai dengan bidang ilmu yang geluti masing-masing penulis,” imbuh Muhammad.

Ditegaskan, semakin sering berlatih menulis, justru akan membantu para penulis, dalam segi, konsep, ide dan kualitas tulisan semakin membaik. Seharusnya penerbit di Indonesia bagaimana, mengimbangi antara kepentingan bisnis penerbit, dan memberikan penghargaan yang layak bagi para penulis sehingga kualitas karya yang dihasilkan mendapatkan tempat di masyarakat.

Di masa yang akan datang, tambah dosen UTU ini, diharapkan semakin banyak penulis – penulis muda yang lahir dan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dalam bentuk buku. Sehingga tulisantulisan actual itu nantinya, dari beragam persoalan mampu menjadi penyelesaian masalah di tataran praktis. (Ril)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.