Hari Pers Aceh Digagas, Rujukannya Sejarah Radio Rimba Raya

oleh

REDELONG-LintasGAYO.co : Aceh sudah saatnya punya Hari Pers. Demikian dicetuskan ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Balai Bener Meriah, Khalisuddin di Redelong, Rabu 8 Februari 2017.

“Sejarah pers di Aceh sangat kuat dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkaitan dengan Agresi Meliter Belanda 1948-1949,” ungkap Khalisuddin.

Tidak tanggung-tanggung, peran pers khususnya radio bahkan membantah propaganda penjajah Belanda yang menyatakan Indonesia sudah dijajah kembali oleh Belanda.

“Saat itu Belanda menyebarkan berita propaganda yang menyatakan Indonesia sudah habis, namun dibantah dari Ronga-Ronga Bener Meriah dengan siaran Radio Rimba Raya,” ujar Khalisuddin.

Jadi, kata dia, sangat pantas jika Aceh punya Hari Pers yang merujuk kepada sejarah perjuangan Radio Rimba Raya (RRR).

Khalisuddin

“Bahkan Hari Pers Nasional harusnya menyebutkan RRR, faktanya tidak terbantahkan, ini menambah catatan sejarah Indonesia jika Aceh adalah nyawa dan modal Indonesia,” tegas Khalisuddin.

RRR Nyata Pengaruhi Opini Dunia

Terpisah, sutradara film dokumenter Radio Rimba Raya, Ikmal Gopi menegaskan peran wartawan masa perang revolusi fisik sangat penting dan karena wartawanlah informasi bisa diketahui oleh laskar, tentara maupun masyarakat pada saat itu.

Dengan informasi siasat dan strategi perang bisa berubah, wartawan adalah nyawa dari informasi yang terekam di lapangan. Karena perang informasi sangat dibutuhkan walaupun perlawanan datang dari pihak lawan.

“Disini terlihat perang opini sangat menentukan arah apa yang akan ditujukan yang akhirnya peran wartawan dari siaran Radio Rimba Raya dari Gayo, Aceh bisa mempengaruhi opini dunia hingga terjadi kesepakatan Belanda dengan Indonesia di Denhaag yang terkenal dengan Konferensi Meja Bundar,” tandas Ikmal.

Ditanya apakah penting Hari Pers bagi Aceh, putra blasteran Gayo-Aceh ini menegaskan harus.

“Aceh adalah daerah modal, harus punya Hari Pers tersendiri, mari kita cari dan tetapkan tanggal yang tepat untuk Hari Pers Aceh merujuk kepada sejarah Radio Rimba Raya,” tegas Ikmal.

Peringatan HPN di Tugu RRR

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah bersama PWI Bener Meriah serta insan pers akan mengelar peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-71 pada tanggal 9 Februari 2017 di tugu perjuangan RRR, Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo.

“Pemerintah Kabupaten Bener Meriah akan mempasilitasi insan pers dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional ke 71 Tahun 2017 ini, kita sudah sepakat akan melangsungkan segala kegiatan dalam rangka peringatan HPN di monumen bersejarah tugu Radio Rimba Raya, hal itu sesuai dengan surat permohonan Pengurus Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bener Meriah,” terang Plt Kadis Kominfo Irmansyah, SSTP.

Alasan Irmansyah, digelarnya HPN di Tugu Radio Rimba Raya adalah, karena menurutnya, terkesan selama ini tugu RRR mulai terlupakan oleh Republik.

Plt. Kadis Kominfo Bener Meriah

Padahal menurut mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Setdakab Bener Meriah itu, melalui RRR inilah yang menyatakan bahwa Negara Indonesia masih ada ke seluruh dunia.

“Ketika itu tentara sekutu sedang melancarkan agresi militer Belanda ke wilayah nusantara ini,” terang Irmansyah.

Peringatan HPN yang di gelar di tugu RRR upacara akan diikuti sejumlah elemen, ada penuturan kemnali sejarah perjuangan Radio Rimba Raya, renungan suci, lomba menulis dan ziarah ke makam pejuang Letkol Husin Yusuf yang mengomandani pengawalan dan penjagaan RRR saat melakukan tugas jurnalistiknya.

“Untuk tema yang akan diusung dalam HPN Tahun 2017 ini, kata Irmansyah, yaitu sesuai dengan kalimat yang pernah mengudara dari RRR, “Republik Indonesia Masih Ada”.

Irmansyah juga menambahkan, kegiatan peringatan HPN ke 71 Kabupaten Bener Meriah juga turut didukung oleh Kepala Biro Humas Sekretariat Provinsi Aceh Frans Dellian, SSTP, M.Si.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.