Catatan: Muhammad Rizayan
PANTAN Sinaku adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Pantan Sinaku berjarak lebih kurang 15 km dari jalan lintas Banda Aceh – Medan. Masyarakat Pantan Sinaku kebanyakan dihuni oleh pendatang yang berasal dari dari luar Aceh.
Masyarakat Pantan Sinaku bermata pencarian 100% berkebun kopi, jenis kopi yang dihasilkan petani Sinaku beragam mulai dari Kopi Robusta, sampai ke legenda kopi Long Berry.

Perjalanan untuk mencapai Pantan Sinaku menghabiskan waktu lebih kurang 40 menit dari jalan raya. Namun, keindahan kebun-kebun kopi yang melegenda seperti Long Berry tidak didukumg dengan akses jalan yang mumpuni. Belum adanya akses jalan yang belum memadai, membuat masyarakat harus bersusah payah menempuh medan jalan yang licin dan berbatu untuk menjual hasil panen dan menggarap kebun.
Turunnya hujan membuat aktivitas pekebun kopi mati total, medan jalan yang licin dan bebatuan kerikil membuat kerata (sepeda motor) yang digunakan masyarakat tidak bisa digunakan. Tidak banyak kegiatan yang dapat dilakukan pekebun selain membersihkan kopi yang sudah mengering.
Sebagai mana yang dikemukakan Yusril, salah satu pekebun di daerah tersebut. Dimana, program perencanaan pengaspalan jalan sudah diusulkan dari tahun 2008. Namun, sayangnya sampai saat ini akses jalan yang menghubungkan desa Pantan Sinaku dengan Desa Jelebok belum terlaksana dengan baik.
Padahal, jenis kopi yang dihasilkan masyarakat Pantan Sinaku memiliki nilai harga jual yang tinggi. Jenis kopi yang dominan dihasilkan masyarakat ialah jenis kopi Timtim atau lebih dikenal dengan sebutan Long Berry. Dimana untuk harga per kg berkisar antara Rp 50.000–Rp55.000. Selain dari hal tersebut kendala lain yang juga dirasakan masyarakat adalah belum adanya jaringan telekomunikasi dan listrik yang belum merata.
Hal tersebut juga dikuatkan seorang dosen lapangan Kuliah Kerja Nyata Universitas Syiah Kuala DR Muttaqin Mansur, SH, MH beserta mahasiswanya. Menurutnya, keindahan perkebunan kopi di Pantan Sinaku adalah sebuah anugerah dari Allah SWT. Namun, akses jalan yang belum memadai membuat para pekebun dan masyarakat merasa kesulitan dalam menempuh medan jalan yang licin kareana belum teraspal.
“Bila turunnya hujan, akses jalan menuju ke jalan lintas mati total karena disebabkan medan jalan yang licin,” imbuhnya.
Masyarakat mengharapkan adanya perhatiaan pemerintah untuk pengerasan akses jalan yang menghubungkan desa Pantan Sinaku dengan Desa Jilebok yang selama ini masyarakat terkendala untuk menurunkan hasil kebun.(Muhammad Rizayani Alumni Psp Unsyiah, Ketua Asrama Mahasiswa Pidie)