Blangkejeren-LintasGayo.co: Salah satu hal yang unik dari kegiatan Temu Lapang (Field Day) antara petani dengan Pemkab Gayo Lues yang digelar hari ini, Senin (30/1/2017) oleh USAID Lestari melalui Sahabat Cipta (SC) adalah tentang pemilihan lokasi acara yang dipilih.
Area perkebunan warga yang berlokasi di Durin Siku, Desa Leme, Blangkejeren dimanfaatkan oleh penyelenggara acara sebagai tempat dilaksanakan kegiatan antara lain diskusi antara petani kakao dengan sejumlah Instansi seperti Dinas Pertanian, Perkebunan, Lingkungan Hidup, KPH, Bappeda, dan Muspika 4 Kecamatan (Blangkejeren, Tripe Jaya, Terangun dan Pining).
“Kita manfaatkan ini agar suasana lebih santai, semua peserta juga bisa melihat langsung hasil program tani yang sudah dilakukan kelompok tani sejak tahun 2014 lalu,” terang penyelenggara M. Thoyib didampingi Afenddi.
Ia menambahkan, program ini sudah sering digelar. Thoyib menjelaskan, selain menjelaskan tata cara bertani tumpang sari, mereka tetap mengawal, membina juga mengevaluasi hasil kerja petani hingga ke proses pemasaran.
Coffee Break yang menjadi salah satu susunan acara menjadi ajang diskusi petani dengan dinas terkait. Tidak sedikit petani yang menyampaikan permintaan, masukan dan saran kepada pemerintah sebagai upaya meningkatkan hasil pertanian warga Gayo Lues.
“Alhamdulillah, kami bisa menyampaikan keluhan kami secara langsung. Kami juga sangat berterimakasih kepada Lestari karena telah menggelar program yang bermanfaat kepada kami para petani di 4 Kecamatan sejak tahun 2014,” ungkap Penghulu Desa Leme.
Lanjutnya, adapaun pelatihan yang diberikan adalah seperti penanaman, pemangkasan, pemupukan, pendidikan permentasi hingga pelatihan tanaman tumpang sari.
Sementara itu, Koordinator Landscape Lestari wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues, Yasser Premana menjelaskan manfaat-manfaat tumpang sari bagi petani. Diantaranya bisa memanfaatkan lahan yang kosong, memanfaatkan kelebihan kesatuan luas tanah, memberikan penghasilan sebelum tanaman utama menghasilkan, meragamkan gizi keluarga hingga menekan serangan hama dan patogen.
Menurut amatan LintasGayo.co, acara berjalan sukses dengan dihadiri puluhan tani dari masing-masing desa di 4 kecamatan. Dalam kesempatan sesi diskusi, petani juga banyak mendapat jawaban yang bermanfaat dari Kepala Dinas Pertanian, Noval, SP.
Kepada para pimpinan instansi yang hadir, kebanyakan dari para petani mengeluhkan tentang sulitnya mendapatkan pupuk cair dan padat, begitu juga dengan sistem pemasaran, hingga belum adanya perbedaan harga antara hasil tani kakao organik dan anorganik.
Selain itu, sejumlah instansi komitmen kedepan akan aktif memberikan program pelatihan bagi petani Gayo Lues begitu juga dengan Lingkungan Hidup juga menyatakan keseriusannya menjalin kerjasama hingga membahas teknis pelaksanaannya dengan USAID Lestari dihadapan para petani yang hadir. (Supri Ariu)