Jakarta-LintasGayo.co : Sebagai bentuk layanan prima yang mengedepankan pemustaka, layanan perpustakaan merupakan ujung tombak dari aktivitas perpustakaan, sehingga pemustaka tidak kecewa. “1 orang pemustaka yang kecewa, akan mewakili 25 orang yang kecewa. Bayangkan, alangkah buruknya nanti layanan perpustakaan dinilai masyarakat kalau banyak yang kecewa,” kata penulis buku Promosi Perpustakaan, Sujatna di Jakarta, Senin (23/1/2017).
Diterangkan widyaiswara muda Perpustakaan Nasional itu, maju mundurnya perpustakaan, sangat bergantung pada layanannya kepada pemustaka (masyarakat). Tujuan akhir dari layanan perpustakaan adalah kepuasan pemustaka. Semua program dan kegiatan layanan perpustakaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.
“Banyak metode untuk meningkatkan layanan. Salah satunya, melalui layanan prima perpustakaan. Layanan prima jadi syarat mutlak dalam mewujudkan kinerja layanan publik,” tegas laki-laki kelahiran Lebak, Banten, 5 Juli 1963 tersebut.
Karenanya, magister manajemen informasi dan perpustakaan Universitas Gajah Mada itu, menilai, promosi perpustakaan (library promotion) merupakan bagian yang bersifat integral dari beberapa kegiatan perpustakaan lainnya, seperti seleksi bahan pustaka (book selection), pengolahan (processing), katalogisasi, klasifikasi, pelayanan peminjaman (public service), jasa rujukan (referensi), dan kegiatan lainnya.
Hingga saat ini, ungkapnya, kegiatan promosi perpustakaan masih kurang mendapat perhatian. Bahkan, dianggap belum penting. Hal itu yang mendorong alumni Administrasi Negara Universitas Ibnu Chaldun Jakarta (1996) tersebut untuk menulis buku Promosi Perpustakaan. “Alhamdulillah, sudah terbit, beberapa waktu yang lalu. Dalam waktu dekat, cetak kedua. Mengingat besarnya permintaan dari pustakawan, widyaiswara, dan perpustakaan di tanah air,” katanya.
Deskripsi Bibliografi
Judul Buku : Promosi Perpustakaan
Penyunting : Dr. Yoyoh Hereyah, M.Si
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Tebal : x+180 hal
Penerbit : Mahara Publishing (anggota IKAPI)
(AF)