Oleh : Sadra Munawar*
SEBUAH daerah pedalaman di Kabupaten Bener Meriah yang juga boleh dikatakan sebagai pemukiman tua di Negeri Gayo. Berada di tengah belantara rimba, daerah ini cukup terisolir.
Padahal nama Kabupaten yang dimekarkan dari Aceh Tengah itu sendiri, Bener Merie diambil dari salah seorang anak Reje Linge yang dimakamkan di Buntul Samar Kilang.
Menuju makam Bener Merie, harus siap mental dan fisik. Sedangkan menuju Samar Kilang ada dua jalan, yakni Belang Jorong, Kecamatan Mandar dan Jamur Atu, Kecamatan Mesidah.
Masyarakat setempat pernah sumingrah, atas janji Pemerintah Provinsi Aceh yang mengatakan bahwa akan memperbaiki jalan ke Samar Kilang hingga ke Aceh Timur.

Namun, asa itu seolah terkubur dengan harapan palsu. Jalan menuju Samar Kilang tetap tak terbenah. Hanya, lumpur bak kubangan kerbau yang terus menghiasi sepanjang perjalanan.
Beberapa tahun lalu, rombongan warga Samar Kilang, pernah menyampaikan aspirasinya kepada Bupati Ruslan Abdul Gani. Namun, langkah mereka tertahan di Ponok Baru.
Setelah berjumpa dengan Ruslan Abdul Gani ba’da Isya di Ponok Baru. Titik terang terjadi, bahwa jalan ke Samar Kilang akan diaspal. Namun, pengerjaan proyek ini terhenti tanpa diketahui penyebab dan musababnya.
Catatan saya, sebagai putra setempat, pernah pada bulan Ramadhan 1437 H, salah seorang warga mengalami penyakit gagal ginjal. Berdasarkan penanganan dari tim medis, warga tersebut harus segera dilarikan ke Rumah Sakit. Malam itu juga, warga itu dilarikan oleh sanak famili ke RSU Muyang Kute.
Namun, akibat akses yang sulit menyebabkan waktu tempuh menjadi lebih panjang, penanganan medis jadi lebih lambat diperoleh. Warga tersebut akhirnya meninggal dunia di RS tersebut.
Cerita memprihatinkan lainnya. September 2016 lalu, 1 unit mobil pick up yang ditumpangi warga terbalik saat melindas jalanan lumpur. Mukim setempat, Mahmuddin yang turut menumpang, mengalami luka-luka, tidak ada korban jiwa dalam kejadian naas ini.
Masih banyak peristiwa menyedihkan yang dialami warga Samar Kilang, yang tak kalah menyedihkannya.
Akses jalan buruk juga menyebabkan perekonomian masyarakatnya sulit. Padahal banyak masyarakat setempat yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian. Namun, lagi-lagi buruknya jalan menyebabkan susahnya pengangkutan ke pasar.
Belum lagi sarana pendidikan yang buruk. Meski di Samar Kilang sudah terdapat sekolah mulai dari SD hingga SMA. Namun, fasilitas dan tenaga pendidik nya masih jauh dari harapan. Lebih-lebih siswanya memahami teknologi, untuk bukunsaja sulit.
Pertanyaannya sekarang adalah, dimanakan hak warga Samar Kilang selaku warga negara, selaku rakyat dari pemimpinnya. Apa mereka diam saja, atau berpura-pura bisu, atau sengaja dibutakan mata hatinya?.
Kabupaten Bener Meriah kini sudah memasuki umurnya yang ke-13 tahun. Namun, Samar Kilang yang malang tetap menjadi daerah terisolir, jauh dari akses transportasi, sarana pendidikan, kesehatan dan sejumlah kebutuhan warga lainnya yang memadai. []