Pinto Khop di Luar Aceh

oleh
Foto : budaya-indonesia.org

Mulkan Kautsar Sofyan*

Foto : budaya-indonesia.org

PINTO Khop merupakan situs peninggalan sejarah Aceh tempo dulu yang dibangun pada masa Kerajaan Sultan Iskandar muda abad ke – XVI dan terletak pada bagian barat atau di belakang Pendopo Gubernur saaat ini.

Bentuk Pinto khop banyak digunakan sebagai motif khas Aceh yang lazimnya digunakan sebagai oleh-oleh. Berbagai bentuk kerajinan dengan motif pinto khop dapat ditemukan seperti bros, kopiah, tas, dompet, gelang, baju, kain sarung dan berbagai bentuk kerajinan lainnya.

Berbicara mengenai terkenalnya pinto khop, saya pertama kali menemukannya diluar Aceh ketika berada di Sumatera Barat dalam acara Pekan Ilmiah Ilmu Tanah Nasional (PILMITANAS) pada tahun 2015 lalu. Di hari terakhir kami dibawa dari Kota Padang ke Kota Bukit Tinggi. Disini saya ingin membelikan ibu sebuah bros sembari mencari oleh-oleh untuk keluarga besar. Saya sempat terkejut ketika melihat banyaknya bros berbentuk pinto khop dengan berbagai ukuran yang terpajang di beberapa tempat penjualan souvenir di kota ini. Pinto Khop tidak hanya ada di Aceh, bahkan juga ada di Sumatera barat.

Sekembalinya dari Sumatera barat, saya bersama teman teman lainnya memutuskan untuk menaiki pesawat yang mendarat di Bandara Internasional Kuala Namu dan menggunakan kesempatan tersebut untuk mengelilingi Kota Medan.

Salah satu tempat yang kami kunjungi yaitu Istana Maimun yang merupakan ikon kota Medan peninggalan Kesultanan Deli. Saya kembali terkejut saat melihat tas dengan motif Pinto Khop dijual didalam istana Maimoon. Ternyata tidak hanya souvenir khas Sumut yang djual disini, tetapi juga dari Aceh.

Pengalaman berikutnya ketika saya mendapatkan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk ikut dalam KKN Kebangsaan 2016 di Provinsi Kepulauan Riau. Saya ditempatkan di Kabupaten Karimun, tepatnya Pulau Gunung Papan. Disini saya menemukan seorang dokter PTT asal Palembang yang selalu memakai kopiah dengan motif pinto Khop ketika ke mesjid. Saya memberanikan diri untuk bertanya mengenai Kopiah tersebut dan ternyata beliau mengatakan bahwa kopiah tersebut memang dari Aceh.

Sekembali dari Karimun, saya menggunakan kesempatan mengelilingi pulau Bintan ketika menjelang penutupan acara. Saya terkagum-kagum ketika berada di Lagoi bay karena tempat ini seperti kota asing dengan tata bangunan di kota yang sangat bagus dan wisatawan dari luar negeri yang lalu lalang. Hal yang paling mengejutkan saya yaitu ketika saya melihat sebuah toko di Plaza Lagoi Bay yang menjual tas dengan motif Pinto Khop. Saya pun kembali dibuat bangga sebagai orang Aceh.

Saya menyimpulkan bahwa motif Pinto khop ternyata disukai oleh orang-orang dari luar Aceh. Sebagai orang Aceh kita harus bangga akan hal ini karena Pinto khop merupakan sebuah seni yang menjadi salah satu identitas Aceh.

Semoga kedepannya pemerintah bisa mematenkan budaya tangible ini agar lebih dikenal di seluruh dunia dan tidak diklaim oleh pihak lainnya.[]

*Mahasiswa S1 Ilmu Tanah Unsyiah, warga Desa Pante Pisang, Matangglumpangdua, Kab.Bireuen, No hp : 085260454906

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.